Kasih Sayang Terhadap Binatang
بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْم
Perintah Menyayangi Binatang
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو قَالَ:
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اَلرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمنُ،
اِرْحَمُوْا مَنْ فِى اْلاَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِى السَّمَاءِ. الترمذى
3: 216، رقم: 1989، و قال: هذا حديث حسن صحيح
Dari 'Abdullah bin 'Amr, ia berkata :
Rasulullah SAW bersabda, "Orang-orang yang penyayang itu disayangi oleh
Allah yang Maha Penyayang. Maka sayangilah yang di bumi, niscaya yang
berada di langit menyayangi kalian". [HR. Tirmidzi juz 3, hal. 216, no.
1989, dan ia berkata : Ini hadits hasan shahih]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: سَمِعْتُ
اَبَا اْلقَاصِمِ الصَّادِقَ اْلمَصْدُوْقَ ص صَاحِبَ هذِهِ اْلحُجْرَةِ
يَقُوْلُ: لاَ تُنْزَعُ الرَّحْمَةُ اِلاَّ مِنْ شَقِيّ. ابو داود 4: 286،
رقم: 4942
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Aku
mendengar Abul Qashim SAW orang yang benar lagi dibenarkan, pemilik
kamar ini bersabda, "Tidaklah dicabut rasa kasih sayang kecuali dari
orang yang celaka". [HR. Abu Dawud juz 4, hal. 286, no. 4942]
عَنْ اَبِى هُريْرَةَ اَنَّ رَسُوْلَ
اللهِ ص قَالَ: بَيْنَمَا رَجُلٌ يَمْشِى بِطَرِيْقٍ اشْتَدَّ عَلَيْهِ
اْلعَطَشُ فَوَجَدَ بِئْرًا، فَنَزَلَ فِيْهَا فَشَرِبَ، ثُمَّ خَرَجَ.
فَاِذَا كَلْبٌ يَلْهَثُ يَأْكُلُ الثَّرَى مِنَ اْلعَطَشِ، فَقَالَ
الرَجُلُ: لَقَدْ بَلَغَ هذَا اْلكَلْبَ مِنَ اْلعَطَشِ مِثْلُ الَّذِى
كَانَ بَلَغَ مِنّى، فَنَزَلَ اْلبِئْرَ فَمَـَلأَ خُفَّهُ مَاءً ثُمَّ
اَمْسَكَهُ بِفِيْهِ حَتَّى رَقِيَ فَسَقَى اْلكَلْبَ فَشَكَرَ اللهَ لَهُ
فَغَفَرَ لَهُ. قَالُوْا: يَا رَسُوْلَ اللهِ، وَ اِنَّ لَنَا فِى هذِهِ
اْلبَهَائِمِ َلاَجْرًا؟ فَقَالَ: فِى كُلّ كَبِدٍ رَطْبَةٍ اَجْرٌ. مسلم
4: 1761
Dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah
SAW bersabda, “Pada suatu ketika ada seorang laki-laki berjalan di
jalan, lalu ia merasa sangat haus, kemudian ia menemukan sebuah sumur,
maka ia turun padanya lalu minum airnya. Kemudian ia keluar, tiba-tiba
ada seekor anjing yang menjilat-jilat tanah karena kehausan. Maka
laki-laki itu berkata (dalam hatinya), “Sungguh anjing ini merasa
kehausan seperti halnya diriku tadi”. Lalu ia turun lagi ke sumur, lalu
memenuhi sepatunya dengan air, lalu ia menggigitnya dengan mulutnya
sehingga sampai di atas, kemudian ia memberi minum anjing itu, maka
Allah berterima kasih kepada laki-laki itu, dan Dia mengampuninya”. Para
shahabat bertanya, “Ya Rasulullah, apakah kita mendapat pahala dalam
menolong binatang?”. Rasulullah SAW bersabda, “Menolong pada setiap yang
bernyawa itu berpahala”. [HR. Muslim juz 4, hal. 1761]
عَنْ اَبِى هُرَيْرَةَ قَالَ: قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ ص: بَيْنَمَا كَلْبٌ يُطِيْفُ بِرَكِيَّةٍ قَدْ كَادَ
يَقْتُلُهُ اْلعَطَشُ اِذْ رَأَتْهُ بَغِيٌّ مِنْ بَغَايَا بَنِى
اِسْرَائِيْلَ فَنَزَعَتْ مُوْقَهَا فَاسْتَقَتْ لَهُ بِهِ فَسَقَتْهُ
اِيَّاهُ فَغُفِرَ لَهَا بِهِ. مسلم 4: 1761
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Rasulullah
SAW bersabda, “Pada suatu ketika ada seekor anjing yang berputar-putar
mengelilingi sumur, dan hampir-hampir mati karena kehausan. Tiba-tiba
ada seorang pezina diantara wanita pezina dari kaum Bani Israil
melihatnya, lalu wanita itu melepas sepatunya untuk mengambil air untuk
memberi minum anjing tersebut, lalu ia memberi minum kepada anjing
tersebut, maka ia diampuni karena perbuatan itu. [HR. Muslim juz 4, hal.
1761]
عَنِ ابْنِ عُمَرَ رض عَنِ النَّبِيّ ص
اَنَّهُ قَالَ: دَخَلَتِ امْرَأَةٌ النَّارَ فِى هِرَّةٍ رَبَطَتْهَا،
فَلَمْ تُطْعِمْهَا، وَ لَمْ تَدَعْهَا تَأْكُلُ مِنْ خَشَاشِ اْلاَرْضِ.
البخارى 4: 100
Dari Ibnu 'Umar RA, dari Nabi SAW, beliau
bersabda, "Ada seorang wanita masuk neraka disebabkan seekor kucing yang
dia mengikatnya dan tidak memberinya makan, dan tidak pula
melepaskannya sehingga kucing tersebut bisa makan serangga-serangga
bumi". [HR. Bukhari juz 4, hal. 100]
عَنْ عَبْدِ اللهِ اَنَّ رَسُوْلَ
اللهِ ص قَالَ: عُذّبَتِ امْرَأَةٌ فِى هِرَّةٍ سَجَنَتْهَا حَتَّى
مَاتَتْ، دَخَلَتْ فِيْهَا النَّارَ لاَ هِيَ اَطْعَمَتْهَا وَ سَقَتْهَا
اِذْ هِيَ حَبَسَتْهَا، وَلاَ هِيَ تَرَكَتْهَا تَأْكُلُ مِنْ خَشَاشِ
اْلاَرْضِ. مسلم 4: 2022
Dari ‘Abdullah, bahwasanya Rasulullah SAW
bersabda, "Seorang wanita disiksa karena seekor kucing yang dia
mengurungnya sampai mati, maka ia masuk neraka karena kucing itu. Ia
mengurungnya dan tidak memberinya makan dan minum, dan tidak pula dia
melepaskannya sehingga bisa makan serangga-serangga bumi". [HR. Muslim
juz 4, hal. 2022]
عَنْ عَبْدِ الرَّحْمنِ بْنِ عَبْدِ
اللهِ عَنْ اَبِيْهِ قَالَ: كُنَّا مَعَ رَسُوْلِ اللهِ ص فِى سَفَرٍ
فَانْطَلَقَ لِحَاجَتِهِ، فَرَأَيْنَا حُمَّرَةً مَعَهَا فَرْخَانِ،
فَاَخَذْنَا فَرْخَيْهَا، فَجَاءَتِ اْلحُمَّرَةُ فَجَعَلَتْ تَعْرُشُ
فَجَاءَ النَّبِيُّ ص فَقَالَ: مَنْ فَجَعَ هذِهِ بِوَلَدِهَا؟ رُدُّوْا
وَلَدَهَا اِلَيْهَا، وَرَأَى قَرْيَةَ نَمْلٍ قَدْ حَرَقْنَاهَا فَقَالَ:
مَنْ حَرَقَ هذِهِ؟ قُلْنَا نَحْنُ. قَالَ: اِنَّهُ لاَ يَنْبَغِى اَنْ
يُعَذّبَ بِالنَّارِ اِلاَّ رَبُّ النَّارِ. ابو داود 3: 55، رقم: 2675
Dari ‘Abdur Rahman bin ‘Abdullah, dari
ayahnya, ia berkata, "Dahulu kami pernah bersama Rasulullah SAW di dalam
safar, lalu beliau pergi untuk buang hajat, lalu kami melihat seekor
burung Hummarah (burung yang berwarna merah) bersama dua anaknya, maka
kami ambil dua anak burung tersebut. Kemudian burung Hummarah tersebut
datang dan bergelantung, lalu Nabi SAW datang dan bersabda, "Siapa yang
membuat sedih burung ini dengan mengambil anaknya?". Kembalikanlah
anaknya itu kepadanya. Dan beliau pernah melihat sarang semut yang kami
telah membakarnya, maka beliau bertanya, "Siapa yang membakar sarang
semut ini?". Kami menjawab, "Kami (yang membakarnya)". Beliau SAW
bersabda, "Sesungguhnya tidak pantas menyiksa dengan api kecuali
Tuhannya api". [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 55, no. 2675]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ جَعْفَرٍ
قَالَ: اَرْدَفَنِى رَسُوْلُ اللهِ ص خَلْفَهُ ذَاتَ يَوْمٍ، فَاَسَرَّ
اِلَيَّ حَدِيْثًا لاَ اُحَدّثُ بِهِ اَحَدًا مِنَ النَّاسِ، وَ كَانَ
اَحَبُّ مَا اسْتَتَرَ بِهِ رَسُوْلُ اللهِ ص لِحَاجَتِهِ هَدَفًا اَوْ
حَائِشَ نَخْلٍ، قَالَ: فَدَخَلَ حَائِطًا لِرَجُلٍ مِنَ اْلاَنْصَارِ
فَاِذَا فِيْهِ جَمَلٌ فَلَمَّا رَأَى النَّبِيَّ ص حَنَّ وَ ذَرَفَتْ
عَيْنَاهُ، فَاَتَاهُ النَّبِيُّ ص، فَمَسَحَ ذِفْرَاهُ فَسَكَتَ، فَقَالَ:
مَنْ رَبُّ هذَا اْلجَمَلِ؟ لِمَنْ هذَا اْلجَمَلُ؟ فَجَاءَ فَتًى مِنَ
اْلاَنْصَارِ فَقَالَ: لِى يَا رَسُوْلَ اللهِ، فَقَالَ: اَفَلاَ تَتَّقِى
اللهَ فِى هذِهِ اْلبَهِيْمَةِ الَّتِى مَلَّكَكَ اللهُ اِيَّاهَا.
فَاِنَّهُ شَكَا اِلَيَّ اِنَّكَ تُجِيْعُهُ وَ تُدْئِبُهُ. ابو داود 3:
23، رقم: 2549
Dari 'Abdullah bin Ja'far, ia berkata,
"Pada suatu hari Rasulullah SAW memboncengkan saya, lalu beliau
merahasiakan perkataan yang saya tidak akan menceritakannya kepada
seseorangpun diantara manusia. Dan sesuatu yang paling disukai oleh
Rasulullah SAW untuk dinding ketika beliau buang hajat adalah gundukan
tanah atau pohon-pohon kurma. Lalu beliau masuk kebun kepunyaan orang
Anshar, maka tiba-tiba di dalam kebun itu ada seekor unta. Setelah unta
itu melihat Nabi SAW, dia menangis dan berlinang kedua matanya. Kemudian
Nabi SAW mendatangi unta tersebut dan mengusap bagian belakang
kepalanya, lalu (unta itu) diam. Kemudian beliau bersabda, "Siapa
pemilik unta ini? Kepunyaan siapa unta ini?". Kemudian datang seorang
pemuda Anshar dan berkata, "Kepunyaan saya ya Rasulullah". Maka beliau
bersabda, "Mengapa kamu tidak takut kepada Allah dalam memperlakukan
binatang ini yang Allah telah memilikkannya kepadamu?". Sesungguhnya dia
mengadu kepadaku bahwa kamu membiarkannya lapar dan kamu membebaninya
dengan pekerjaan yang berat". [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 23, no. 2549]
عَنْ سَهْلِ بْنِ اْلحَنْظَلِيَّةِ
قَالَ: مَرَّ رَسُوْلُ اللهِ ص بِبَعِيْرٍ قَدْ لَحِقَ ظَهْرُهُ
بِبَطْنِهِ، فَقَالَ: اِتَّقُوا اللهَ فِى هذِهِ اْلبَهَائِمِ
اْلمُعْجَمَةِ، فَارْكَبُوْهَا صَالِحَةً، وَ كُلُوْهَا صَالِحَةً. ابو
داود 3: 23، رقم: 2548
Dari Sahl bin Handhaliyah, ia berkata :
Rasulullah SAW pernah melewati seekor unta yang sangat kurus, maka
beliau bersabda, "Takutlah kalian kepada Allah dalam memperlakukan
binatang yang tidak bisa berbicara ini. Naikilah binatang itu secara
baik dan makanlah binatang itu secara baik pula". [HR. Abu Dawud juz 3,
hal. 23, no. 2548]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَبَّاسٍ رض
اَنَّ رَجُلاً اَضْجَعَ شَاةً يُرِيْدُ اَنْ يَذْبَحَهَا، وَ هُوَ يُحِدُّ
شَفْرَتَهُ فَقَالَ النَّبِيُّ ص: اَتُرِيْدُ اَنْ تُمِيْتَهَا مَوْتَاتٍ،
هَلاَّ حَدَّدْتَ شَفْرَتَكَ قَبْلَ اَنْ تُضْجِعَهَا. الحاكم 4: 257، رقم:
7563، و قال: هذا حديث صحيح على شرط البخارى
Dari ‘Abdullah bin 'Abbas RA, bahwasanya
ada seorang laki-laki membaringkan seekor kambing yang ia akan
menyembelihnya sambil dia mengasah pisaunya. Maka Nabi SAW bersabda,
"Apakah kamu ingin mematikannya beberapa kali? Mengapa kamu tidak
mengasah pisaumu dulu sebelum membaringkannya?". [HR. Hakim juz 4, hal.
257, no. 7563. Ia berkata, "Shahih atas syarath Bukhari]
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرٍو اَنَّ
رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ: مَا مِنْ اِنْسَانٍ قَتَلَ عُصْفُوْرًا فَمَا
فَوْقَهَا بِغَيْرِ حَقّهَا اِلاَّ سَأَلَهُ اللهُ عَزَّ وَ جَلَّ عَنْهَا.
قِيْلَ: يَا رَسُوْلَ اللهِ، وَ مَا حَقُّهَا؟ قَالَ: يَذْبَحُهَا
فَيَأْكُلُهَا، وَ لاَ يَقْطَعُ رَأْسَهَا فَيَرْمِى بِهَا. النسائى 7: 207
Dari 'Abdullah bin 'Amr bahwasanya
Rasulullah SAW bersabda, "Tidaklah manusia membunuh burung pipit atau
diatasnya tanpa haknya kecuali Allah ‘Azza wa Jalla pasti minta
pertanggungjawabannya (pada hari kiamat)". Lalu ditanyakan, "Ya
Rasulullah, apa itu haqnya?". Beliau bersabda, "Haqnya yaitu ia
menyembelihnya lalu memakannya, bukan ia memotong kepalanya lalu
membuangnya". [HR. Nasai juz 7, hal. 207]
عَنْ عَمْرِو بْنِ الشَّرِيْدِ قَالَ:
سَمِعْتُ الشّرِيْدَ رض يَقُوْلُ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ:
مَنْ قَتَلَ عُصْفُوْرًا عَبَثًا عَجَّ اِلَى اللهِ عَزَّ وَ جَلَّ يَوْمَ
اْلقِيَامَةِ يَقُوْلُ: يَا رَبّ اِنَّ فُلاَنًا قَتَلَنِى عَبَثًا، وَ
لَمْ يَقْتُلْنِى مَنْفَعَةً. النسائى 7: 239
Dari ‘Amr bin Syariid, ia berkata : Saya
mendengar Syariid berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda,
"Barangsiapa membunuh burung pipit untuk main-main, maka pada hari
kiamat nanti burung itu akan mengadu kepada Allah ‘Azza wa Jalla seraya
berkata, "Wahai Tuhanku, sesungguhnya si fulan telah membunuhku untuk
main-main dan tidak membunuhku untuk diambil manfaatnya". [HR. Nasai juz
7, hal. 239]
عَنْ سَعِيْدِ بْنِ جُبَيْرٍ قَالَ:
مَرَّ ابْنُ عُمَرَ بِفِتْيَانٍ مِنْ قُرَيْشٍ قَدْ نَصَبُوْا طَيْرًا وَ
هُمْ يَرْمُوْنَهُ، وَ قَدْ جَعَلُوْا لِصَاحِبِ الطَّيْرِ كُلَّ خَاطِئَةٍ
مِنْ نَبْلِهِمْ، فَلَمَّا رَأَوُا ابْنَ عُمَرَ تَفَرَّقُوْا، فَقَالَ
ابْنُ عُمَرَ: مَنْ فَعَلَ هذَا؟ لَعَنَ اللهُ مَنْ فَعَلَ هذَا، اِنَّ
رَسُوْلَ اللهِ ص لَعَنَ مَنِ اتَّخَذَ شَيْئًا فِيْهِ الرُّوْحُ غَرَضًا.
مسلم 3: 1550
Dari Sa’id bin Jubair, ia berkata : Ibnu
'Umar pernah melewati beberapa pemuda Quraisy yang memasang burung
sebagai sasaran, lalu mereka memanahnya. Dan setiap kali panah mereka
itu tidak mengenai sasaran, mereka memberi pemberian kepada pemilik
burung tersebut. Ketika mereka melihat Ibnu 'Umar (datang), mereka
bubar. Lalu Ibnu 'Umar berkata, "Siapa yang berbuat ini? Semoga Allah
melaknat kepada orang yang berbuat demikian. Sesungguhnya Rasulullah SAW
melaknat orang yang menjadikan sesuatu yang bernyawa sebagai sasaran".
[HR. Muslim juz 3, hal. 1550]
عَنْ سَعِيْدِ بْنِ جُبَيْرٍ قَالَ:
مَرَّ ابْنُ عُمَرَ بِنَفَرٍ قَدْ نَصَبُوْا دَجَاجَةً يَتَرَامَوْنَهَا.
فَلَمَّا رَأَوُا ابْنَ عُمَرَ تَفَرَّقُوْا عَنْهَا. فَقَالَ ابْنُ
عُمَرَ: مَنْ فَعَلَ هذَا؟ اِنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص لَعَنَ مَنْ فَعَلَ
هذَا. مسلم 3: 1550
Dari Sa’id bin Jubair, ia berkata : Ibnu
‘Umar pernah melewati sekelompok orang yang memasang ayam sebagai
sasaran, lalu mereka memanahnya. Setelah mereka melihat Ibnu ‘Umar, lalu
mereka berhamburan pergi meninggalkannya. Maka Ibnu ‘Umar berkata,
“Siapa yang melakukan demikian ini?. Sesungguhnya Rasulullah SAW
mela’nat orang yang melakukan demikian ini”. [HR. Muslim juz 3, hal.
1550]
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ اَنَّ النَّبِيَّ ص قَالَ: لاَ تَتَّخِذُوْا شَيْئًا فِيْهِ الرُّوْحُ غَرَضًا. مسلم 3: 1549
Dari Ibnu ‘Abbas bahwasanya Nabi SAW
bersabda, “Janganlah kalian menjadikan sesuatu yang bernyawa untuk
sasaran”. [HR. Muslim juz 3, hal. 1549]
عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ اللهِ قَالَ:
مَرَّ حِمَارٌ بِرَسُوْلِ اللهِ ص قَدْ كُوِيَ فِى وَجْهِهِ تَفُوْرُ
مِنْخَرَاهُ مِنْ دَمٍ، فَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: لَعَنَ اللهُ مَنْ
فَعَلَ هذَا، ثُمَّ نَهَى عَنِ اْلكَيّ فِى اْلوَجْهِ وَ الضَّرْبِ فِى
اْلوَجْهِ. ابن حبان فى صحيحه 5: 340، رقم: 5635
Dari Jabir bin 'Abdullah, ia berkata, "Ada
himar lewat di depan Rasulullah SAW yang telah diberi tanda (dengan
cara memberi cap dengan besi panas) pada mukanya, sedang kedua hidung
himar itu mengalirkan darah. Lalu Rasulullah SAW bersabda, "Semoga Allah
melaknat kepada orang yang berbuat demikian ini". Kemudian beliau
melarang memberi tanda (dengan besi yang dipanaskan) pada muka binatang
dan memukul muka". [HR. Ibnu Hibban di dalam shahihnya, juz 5, hal. 340,
no. 5635]
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: نَهَى رَسُوْلُ اللهِ ص عَنِ التَّحْرِيْشِ بَيْنَ اْلبَهَائِمِ. ابو داود 3: 26، رقم: 2562
Dari Ibnu 'Abbas RA, ia berkata, "Rasulullah SAW melarang mengadu binatang". [HR. Abu Dawud juz 3, hal. 26, no. 2562]
سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ وَ بِحَمْدِكَ اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اَنْتَ اَسْتَغْفِرُكَ وَ اَتُوْبُ اِلَيْكَ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar