Kamis, 11 September 2014

Lahirnya Ismail dan Membangun Ka'bah

Rasulullah saw. bersabda: 
أنا دعوة إبراهيم وبشرى عيسى 
Artinya: 
Aku adalah doa Ibrahim dan yang diberitakan sebagai berita gembira oleh Isa.(HR Ahmad)

Setelah menikah dengan nabi Ibrahim, Hajar hamil. Dan tidak lama kemudian, Sarah juga hamil, Subhanallah..
Namun Hajar melahirkan lebih dahulu, yaitu bayi Ismail (yang kelak menjadi nabi Ismail as)
Sarah yang masih dalam kondisi hamil, tidak bisa menahan cemburu melihat kebahagiaan Nabi Ibrahim bersama Hajar dan bayi Ismail. Maka berkatalah Sarah,
“Wahai suamiku tercinta, sebetulnya aku cemburu. Kalau memang kau sangat mencintaiku, aku minta, silakan pindahkan(hijrahkan) Hajar dan Ismail dari Palestina.”
Akhirnya, walaupun dengan berat hati, namun tetap yakin bahwa ini merupakan perintah Allah SWT, maka berangkatlah Ibrahim bersama Hajar dan Ismail, pergi meninggalkan Palestina. Sampailah mereka di suatu tempat, yaitu yang sekarang kita kenal sebagai kota Mekkah.
Pada waktu itu Mekkah hanya padang pasir kosong, tak ada orang, tak ada pepohonan, tak ada tumbuhan, tak ada apa-apa sama sekali. Tanpa kata perpisahan, Nabi Ibrahim beranjak pergi meninggalkan Hajar dan bayi Ismail.
Hajar panik dan langsung memegang lengan baju Nabi Ibrahim.
“Apakah kau tega meninggalkan kami di sini sendirian?”
Nabi Ibrahim tidak menjawab sepatah katapun, hanya melihat dengan penuh kesedihan.
Hajar bertanya kembali, “Apakah kau tega meninggalkan kami di tempat seperti ini, tidak ada tumbuhan, tidak ada pohon?”
Nabi Ibrahim tetap tidak menjawab.
Akhirnya Hajar mengubah pertanyaannya,
“Wahai nabi Ibrahim, apakah ini adalah perintah Allah?”
Nabi Ibrahim menjawab, “Iya. Ini adalah perintah Allah.”
Seakan tersentak, Hajar melepaskan pegangannya pada Nabi Ibrahim. Hajar seolah-olah baru tersadarkan bahwa dia tidak mau menjadi penghalang perintah Allah.
Maka dengan kalimat yang agung yang harus dicatat oleh setiap wanita, Hajar mengatakan,
“Kalau memang ini perintah Allah, pasti Allah tidak akan meninggalkan (mengabaikan) kami”
Subhanallah.. perempuan tegar bunda Hajar ini.
Sebelum pergi, Nabi Ibrahim mengangkat kedua tangannya dan berdoa,

“Ya Allah.. Hari ini aku tinggalkan keturunanku, buah hatiku, di tempat yang tidak ada tumbuhan, di tempat yang tidak ada manusia, di tempat yang sangat sepi. Tapi semuanya aku serahkan kepada-Mu. Dan jadikanlah tempat ini menjadi tempat untuk peribadatan orang-orang untuk menyembah-Mu, mengagungkan-Mu.”
Doa ini diabadikan dalam Al Qur’an Surat Ibrahim 14:37

Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-tanaman di dekat rumah Engkau (Baitullah) yang dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezkilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.(QS. 14:37)
Surah Ibrahim 37
رَبَّنَا إِنِّي أَسْكَنْتُ مِنْ ذُرِّيَّتِي بِوَادٍ غَيْرِ ذِي زَرْعٍ عِنْدَ بَيْتِكَ الْمُحَرَّمِ رَبَّنَا لِيُقِيمُوا الصَّلَاةَ فَاجْعَلْ أَفْئِدَةً مِنَ النَّاسِ تَهْوِي إِلَيْهِمْ وَارْزُقْهُمْ مِنَ الثَّمَرَاتِ لَعَلَّهُمْ يَشْكُرُونَ
(37) 

Lalu Nabi Ibrahim kembali ke Palestina, meninggalkan Hajar dan bayi Ismail di dataran kosong nan sepi yang merupakan cikal bakal kota Mekkah.

Membangun Ka'bah

Pada suatu ketika, saat nabi Ibrahim datang untuk kesekian kalinya mengunjungi bunda Hajar dan nabi Ismail dalam keadaan rindu, Subhanallah, Allah memerintahkan untuk mendirikan Ka’bah.
Jadi, Ka’bah didirikan oleh nabi Ibrahim bersama nabi Ismail.
Yang bawa batunya Ismail, yang menempelkan Ibrahim. Setiap kali selesai menempelkan batu, nabi Ibrahim turun ke belakang, untuk melihat ke bangunan Ka’bah, kurang apa ya, oh ini kurang tinggi, oh ini kurang rendah. Maka tempat nabi Ibrahim berdiri untuk melihat/menghitung kekurangan Ka’bah, disebut Maqom Ibrahim.
Jadi, Maqom Ibrahim adalah tempat pijakan nabi Ibrahim as saat mendirikan Ka’bah.

وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى
 Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat (Surah Al Baqarah 125)

Maka setelah Ka’bah selesai berdiri, lalu nabi Ibrahim berkata, “Wahai anakku, tolong carikan satu batu yang pantas untuk dijadikan permulaan thowaf.”

Lalu nabi Ismail pergi mencari, nabi Ibrahim juga mencari, tapi dua-duanya tidak dapat. Namun saat nabi Ismail kembali, dilihatnya nabi Ibrahim sedang menempelkan batu di sudut Ka’bah.
“Wahai bapakku, dari mana batu itu, sangat bagus sekali.”
“Batu itu diberikan oleh Jibril,” jawab nabi Ibrahim.

Subhanallah, ternyata itulah batu Hajar Aswad.
Maka lengkaplah pendirian Ka’bah dengan batu Hajar Aswad di sudutnya.

Kemudian nabi Ibrahim berdoa,
“Ya Tuhan kami, terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.”

Doa ini diabadikan di dalam Al Qur’an surat Al Baqarah ayat 127-128.

وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ (127) 

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar-dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa):` Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui
(QS. Al Baqoroh :127)


رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ (128) 
Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
(QS. Al Baqoroh :128)
 
رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (129)
Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al quran) dan hikmah serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
( (QS. 2:129

Setelah itu Allah berfirman, “Ibrahim, tolong panggil kepada umat yang akan datang, seluruh umat, dari mulai sekarang sampai akhir zaman untuk berhaji, panggil untuk datang ke tempat ini.”
“Ya Allah, aku harus memanggil manusia sampai akhir zaman, sampai kiamat? Bagaimana suaraku akan sampai?”
“Tugasmu hanya memanggil, Aku yang akan menyampaikan.”

Maka saat itu nabi Ibrahim pergi ke bukit Arofah, lalu berseru, “Wahai manusia, sesungguhnya Allah telah menjadikan/menciptakan rumah-Nya di muka bumi ini, maka berhajilah kalian.”
Labbaikallaahumma labbaika.. Labbaika laa syariika laka labbaika..
Innalhamda wanni’mata laka walmulka, laa syariika laka..

Jadi, sejak zaman nabi Ibrahim-lah panggilan ber-haji itu dimulai.

وَإِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِلنَّاسِ وَأَمْنًا وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى وَعَهِدْنَا إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ أَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْعَاكِفِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ
(125)
Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: `Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang itikaaf, yang ruku dan yang sujud`.(QS. 2:125) Surah Al Baqarah 125

 Doa Nabi Ibrahim semua terkabul kecuali bagi orang yang zolim

Allah SWT. berfirman:

وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي قَالَ لَا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ (124)
Artinya:
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah atau larangan), lalu Ibrahim menunaikannya, Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia." Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku." Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang zalim."
(Q.S Al Baqarah: 124)

Dari ayat ini dapat dipahami bahwa kaum Muslimin dilarang mengangkat orang-orang zalim sebagai pemimpin-pemimpin yang akan mengurus urusan mereka. Yang akan diangkat menjadi pemimpin itu hendaklah orang-orang yang masih berjiwa bersih, suka mengerjakan amal-amal yang saleh, melaksanakan perintah-perintah Allah dan menghentikan larangan-larangan-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar