PERISTIIWA
SAAT RASULULLAH SAW.
DIASUH OLEH HALIMAH RA.
Disebutkan dalam kitab as-Sirah an-Nabawiyyah juz 1 halaman 57:
“Tatkala Nabi Saw. berusia 3 bulan, beliau Saw. sudah bisa berdiri
tegak. Saat berusia 5 bulan sudah mampu berjalan lancar. Saat berusia 9
bulan sudah benar-benar bisa berbicara dengan sangat fasih. Dan saat
berusia 10 bulan sudah pandai memanah. Beliau Saw. sangat cepat sekali
perkembangan fisiknya, hingga saat berusia 2 tahun sudah menjadi anak
yang kuat fisiknya. Dan begitulah segala macam anugerah kemuliaan dari
Allah Swt. selalu melimpah dan terus bertambah kepada Muhammad bin
Abdullah Saw.”
Sesungguhnya tidak ada seorang makhlukpun yang
bisa melihat aurat beliau Saw., sebagaimana disaksikan sendiri oleh
Sayyidah Halimah Ra. Sebagaimana disebutkan dalam kitab as-Sirah
an-Nabawiyyah juz 1 halaman 57, Sayyidah Halimah Ra. berkata: “Sungguh
setiap hari senantiasa cahaya turun dari langit kepada beliau Saw. dan
tak lama kemudian menghilang.” Hal ini bertujuan untuk menyelimuti Nabi
Saw. dengan cahaya itu sehingga tidak terlihat auratnya, sebagaimana
sabda Nabi Saw.: “Sesungguhnya diantara kemuliaan yang Allah Swt.
anugerahkan kepadaku adalah tidak ada seorang makhlukpun yang melihat
auratku.”
Pada halaman 58 di kitab yang sama disebutkan bahwa
sesungguhnya Nabi Saw. tidaklah memegang atau mengambil sesuatu kecuali
membaca Bismillah.
Dalam kitab Madarij ash-Shu’ud halaman 24:
“Sesungguhnya Sayyidah Halimah Ra. selama 2 tahun bersama beliau Saw.
senantiasa mendapatkan berbagai macam anugerah yang sangat indah dari
Allah Swt. Sehingga kehidupannya penuh dengan kebahagiaan, kesejahteraan
dan kemakmuran.”
Disebutkan dalam kitab as-Sirah an-Nabawiyyah
juz 1 halaman 58: “Sayyidah Halimah Ra. berkata: “Setelah beliau Saw.
berumur 2 tahun, kami membawanya ke Makkah untuk dikembalikan kepada
ibundanya. Padahal sesungguhnya kami sangat menginginkan beliau Saw.
menetap di tempat kami. Karena berkah beliau Saw. yang senantiasa
melimpah kepada kami. Namun karena adanya kesepakatan antara kami dan
ibunda beliau Saw., yaitu mengembalikannya setelah beliau Saw. berumur 2
tahun, maka dengan berat hati kamipun mengembalikannya.
Setelah kami sampai di hadapan ibunda beliau Saw., kamipun mengutarakan
keinginan kami untuk kembali mengasuhnya. Maka akupun berkata kepada
Sayyidah Aminah Ra.: “Ijinkanlah kami untuk mengasuhnya lagi dan
mengembalikannya setelah beliau Saw. dewasa.” Dan tak henti-hentinya
kami meminta ijin kepadanya, sehingga beliau pun mengijinkan kami untuk
mengasuhnya lagi.
Di saat kami pulang membawa beliau Saw., kami
melewati pasar Dzil Majaz. Di situlah kami berpapasan dengan dukun
sesat yang berhubungan dengan setan. Saat dia melihat beliau Saw., maka
ia tercengang karena telah mengetahui tanda-tanda kenabian beliau Saw.
Bahwa beliau Saw. lah yang akan membasmi dukun-dukun dan akan
memusnahkan patung-patung. Dan dengan berteriak-teriak kepada masyarakat
di sekitarnya dukun tersebut berkata: “Wahai masyarakat Arab, bunuhlah
anak ini sekarang juga sebelum dia membinasakan agama kalian dan
menghancurkan patung-patung sesembahan kalian dan sebelum dia
mengalahkan kalian!”
Akan tetapi atas perlindungan Allah Swt.
dan para malaikatNya, mereka tidak menghiraukan teriakan-teriakan dukun
tersebut. Dan tak henti-hentinya dukun tersebut meneriakkan hal itu
sampai ia menjadi gila dan mati seketika.”
Dengan segera Sayyidah Halimah Ra. menyelamatkan beliau Saw. dan membawanya pulang ke rumahnya.”
Disebutkan pula dalam kitab as-Sirah an-Nabawiyyah juz 1 halaman 53:
“Setelah Sayyidah Halimah Ra. sampai di rumahnya, maka ia pun semakin
memuncakkan perhatiannya dan selalu mengawasi di manapun beliau Saw.
berada dengan penuh belas kasih sayang. Tidak dibiarkan beliau Saw. jauh
dari pandangannya.
Demikianlah hari demi hari berlalu,
kehidupan Sayyidah Halimah Ra. dan keluarganya bersama beliau Saw.
mengalami ketentraman, kesejahteraan dan kedamaian. Sampai pada suatu
saat Sayyidah Halimah Ra. tidak melihat beliau Saw. berada di
sekitarnya. Dengan perasaan cemas dan khawatir dia pun mencarinya. Tidak
lama kemudian dia menemukan beliau Saw. bersama dengan Syaema’ (putri
kandung Halimah Ra. yang telah menginjak dewasa yang selalu membantunya
dalam menjaga dan mengasuh beliau Saw.). Maka Sayyidah Halimah Ra.
Berkata: “Wahai Syaema’, tidak selayaknya kamu membawa beliau Saw.
keluar di bawah terik matahari yang sangat panas.”
Kemudian
Syaema’ pun menjawab: “Wahai Ibunda, saya tidak pernah melihat beliau
Saw. kepanasan terkena terik matahari. Karena ke mana saja saya bawa
beliau Saw., senantiasa mega-mega menaunginya.”
Sayyidah Halimah Ra. berkata: “Benarkah apa yang telah kamu katakan?”
Maka Syaema’ pun bersumpah dan berkata: “Ya, demi Allah. Sungguh yang aku katakan adalah benar.”
Kemudian Sayyidah Halimah Ra. dengan penuh perhatian dan kasih sayangnya berdoa:
أعوذ بالله من شر ما نحاذرعلى ابني
“Ya Allah lindungilah anakku ini dari segala sesuatu yang aku khawatirkan.”
Kemudian ia pun membawa beliau Saw. pulang ke rumahnya. Dan tak lama
kemudian Sayyidah Halimah Ra. menyaksikan sendiri bahwa mega-mega selalu
menaungi beliau Saw., terlebih saat terik matahari sangat panas.
Demikianlah, bulan demi bulan berlalu, Sayyidah Halimah Ra. dan
keluarganya bersama beliau Saw. telah mengalami berbagai macam
peristiwa-peristiwa yang sangat indah yang tak ada hentinya. Sehingga
tempat yang dihuni oleh mereka laksana taman dari taman-taman surga yang
selalu disejahterakan dan diindahkan kehidupannya oleh Allah Swt.
disertai dengan perlindunganNya yang sangat agung. Sebagaimana Allah
Swt. telah berjanji bahkan bersumpah dengan firmanNya dalam al-Quran
surat adh-Dhuha bahwa sesungguhnya Allah Swt. tidak akan meninggalkannya
bahkan senantiasa akan melindungi dan menjaganya.
وَالضُّحَى وَاللَّيْلِ إِذَا سَجَى مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَى
“Demi waktu Dhuha, dan demi malam apabila sunyi, sesungguhnya Tuhanmu
tidak akan meninggalkanmu dan tidak akan (pula) mengecewakanmu.” (QS.
adh-Dhuha ayat 1-3).
Dan juga disebutkan dalam kitab Madarij
ash-Shu’ud halaman 15: “Pada saat beliau Saw. dalam kandungan ibundanya
dan ayahanda beliau Saw. wafat, para malaikat berkata: “Ya Allah Tuhan
dan sesembahan kami, Nabi terkasihMu sekarang telah yatim, tidak punya
ayah.” Maka Allah Swt. berfirman, menjawab para malaikat tersebut:
أنا وليه وحافظه وحاميه وربه وعونه ورازقه وكافيه فصلوا عليه وتبركوا بإسمه
“Ketahuilah olehmu wahai para malaikat. Sesungguhnya Aku (Allah Swt.)
sendiri yang akan menjaga, melindungi dan merawatnya. Serta akan
Kulimpahkan pertolongan dan rizki kepadanya. Dan Aku sendiri pula yang
senantiasa akan mencukupi (segala urusannya). Maka, panjatkanlah selalu
oleh kalian shalawat kepadanya dan dapatkanlah keberkahan bagi kalian
dengan berwasilah menyebut namanya.”
Dan sebagaimana disebutkan
dalam kitab Madarij ash-Shu’ud halaman 25: “Saat beliau Saw. berusia 4
tahun, beliau Saw. mempertanyakan kepada Sayyidah Halimah Ra. di mana
saudara-saudaranya yang sedang keluar untuk menggembalakan
kambing-kambing. Kemudian Sayyidah Halimah Ra. menjawab: “Wahai anakku,
sesungguhnya mereka sedang keluar untuk menggembalakan kambing-kambing
yang telah dianugerahkan Allah Swt. kepada kami dengan keberkahanmu. Dan
nanti saat menjelang malam mereka baru pulang.”
Beliau Saw.
berkata: “Wahai ibundaku, kenapa engkau bedakan aku dengan mereka. Di
sini aku enak-enakan di rumah, tinggal makan dan minum, sementara mereka
di luar menggembalakan kambing, merasakan capek dan kepanasan.”
Maka Sayyidah Halimah Ra. berkata: “Wahai anakku, sesungguhnya aku
melakukan hal itu adalah karena cinta dan sayangku padamu. Tak kurelakan
ada sedikitpun sesuatu yang bisa menyakitimu. Apalagi di luar sana itu
sangat berbahaya sekali. Banyak orang-orang yang jahat dan saya sangat
khawatir apabila mereka melihat keindahanmu dan cahaya kemuliaanmu maka
mereka akan menculikmu.”
Kemudian beliau Saw. berkata:
يا أماه نعم الحافظ ألله سلميني إليه وتوكلي عليه فهو نعم المولى ونعم
النصير و إذا كان الله حافظي فلو اجتمع أهل الأرض لما وصلوا إلي
“Wahai Ibunda tercinta. Sesungguhnya hanya Allah Swt. Dzat yang paling
bisa menjagaku. Pasrahkanlah diriku kepadaNya dan bertawakkallah engkau
kepadaNya. Sungguh hanya Dia semata Dzat yang paling bisa menjaga dan
memberi pertolongan. Dan apabila Allah Swt. telah menjagaku, walaupun
seluruh penghuni bumi bersatu untuk mencelakakanku, niscaya mereka tidak
akan mampu.”
Sayyidah Halimah Ra. berkata: “Sungguh perkataan
beliau Saw. membuatku sangat kagum sekali, dan akupun berkata kepadanya:
“Wahai putraku, apa yang kau kehendaki?”
Beliau Saw. pun menjawab: “Wahai Ibunda tercinta, aku ingin bersama saudara-saudaraku dalam keadaan suka maupun duka.”
Sayyidah Halimah Ra. berkata: “Jika begitu, maka demi cintaku padamu
dan kemuliaan yang ada padamu, lakukanlah apa yang terbaik bagimu.”
Dan pada saat mereka keluar bersama beliau Saw. untuk menggembalakan
kambing, maka Sayyidah Halimah Ra. berpesan kepada anak-anaknya,
diantaranya yang bernama Abdullah (Dhamrah) yang sepantaran dengan
beliau Saw., agar selalu menjaga, mengawasi dan memperhatikan beliau
Saw.
Setelah mereka pulang kembali ke rumah, Sayyidah Halimah
Ra. berkata kepada Abdullah: “Wahai anakku, apa yang terjadi kepada
beliau Saw.?”
Abdullah pun menjawab: “Wahai ibundaku, sungguh
adalah suatu keajaiban yang menunjukkan kemuliaan beliau Saw. Setiap
batu, pohon, cadas dan perbukitan yang beliau Saw. lewati, mereka selalu
mengucapkan salam dengan bahasa Arab yang fasih dan jelas. Dan setiap
tempat yang beliau Saw. lewati mendapatkan keberkahan dari beliau Saw.
Dan semua binatang-binatang ternak kami tunduk dan patuh kepada beliau
Saw. Mereka berhenti apabila disuruh berhenti dan berjalan apabila
disuruh berjalan.
Dan yang lebih ajaib lagi, waktu kami
melewati suatu lembah perbukitan, muncullah seekor harimau yang besar
dan sangat buas. Matanya merah menyala, mulutnya terbuka, terlihat
taring-taringnya yang runcing dan tajam, siap untuk menerkam. Namun
begitu ia melihat beliau Saw., tiba-tiba macan itu menjadi jinak, duduk,
menundukkan kepalanya, seakan ta’dzim dan patuh kepada beliau Saw. Dan
harimau itu pun berkata dengan bahasa Arab yang fasih:
السلام عليك يا محمد
“Salam sejahtera semoga senantiasa melimpah kepadamu wahai Muhammad.”
Kemudian beliau Saw. mendekatinya tanpa ada rasa takut sedikitpun dan
membisikkan sesuatu ke telinganya dan mengisaratkan sesuatu sehingga
harimau tersebut pergi. Kemudian aku datangi beliau Saw. dan bertanya:
“Wahai saudaraku, apakah yang engkau katakan kepadanya?”
Beliau
Saw. menjawab: “Janganlah kamu datang lagi kemari, dan janganlah kau
ganggu daerah kami. Maka harimau itupun menyanggupinya dan pergi.”
Subhanallah...
semoga kita termasuk hamba2 Allah yang dirindukan Beliau…
Aamiin Ya Robb…
kumpulkan kami bersama RasulMu yang mulia..di JannahMu…aamiin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar