بِسْــــــمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْم
Bukti - bukti Kenabian Nabi Muhammad Saw
Diantara
sabda-sabda Nabi SAW yang merupakan bukti kenabian beliau diantaranya
Mengetahui kejadian yang tidak dilihat olehnya, Mengetahui apa yang
telah terjadi, sedang terjadi, yang akan terjadi sebagai mana dalam
beberapa hadits berikut :
عَنْ
خَبَّابِ بْنِ اْلاَرَتّ قَالَ: شَكَوْنَا اِلَى رَسُوْلِ اللهِ ص وَهُوَ
مُتَوَسّدٌ بُرْدَةً لَهُ فِي ظِلّ الْكَعْبَةِ قُلْنَا لَهُ: اَلاَ
تَسْتَنْصِرُ لَنَا، اَلاَ تَدْعُو اللهَ لَنَا. قَالَ: كَانَ الرَّجُلُ
فِيْمَنْ قَبْلَكُمْ يُحْفَرُ لَهُ فِي اْلاَرْضِ فَيُجْعَلُ فِيْهِ
فَيُجَاءُ بِالْمِنْشَارِ فَيُوْضَعُ عَلَى رَأْسِهِ فَيُشَقُّ
بِاثْنَتَيْنِ وَ مَا يَصُدُّهُ ذلِكَ عَنْ دِيْنِهِ وَ يُمْشَطُ
بِاَمْشَاطِ اْلحَدِيْدِ مَا دُوْنَ لَحْمِهِ مِنْ عَظْمٍ اَوْ عَصَبٍ وَ
مَا يَصُدُّهُ ذلِكَ عَنْ دِيْنِهِ. وَ اللهِ لَيَتِمَّنَّ هذَا اْلاَمْرُ
حَتَّى يَسِيْرَ الرَّاكِبُ مِنْ صَنْعَاءَ اِلَى حَضْرَمَوْتَ لاَ يَخَافُ
اِلاَّ اللهَ اَوِ الذّئْبَ عَلَى غَنَمِهِ وَ لكِنَّكُمْ
تَسْتَعْجِلُوْنَ. البخارى 4: 179
Dari
Khabbaab bin Al-Aratt, ia berkata; "Kami pernah mengadu kepada
Rasulullah SAW, ketika itu beliau sedang berada di bawah naungan Ka'bah
dengan berbantalkan kain selimut beliau. Kami berkata, “Apakah tidak
sebaiknya engkau memohonkan pertolongan buat kami?. Apakah tidak
sebaiknya engkau berdo'a memohon kepada Allah untuk kami?". Beliau
bersabda,“Dahulu ada seorang laki-laki dari ummat sebelum kalian, dibuatkan lubang di tanah untuknya lalu ia dimasukkan di dalamnya, lalu diambilkan gergaji, kemudian gergaji itu diletakkan di kepalanya lalu ia dibelah menjadi dua, namun hal itu tidak menghalanginya dari agamanya. Dan adalagi yang disisir dengan sisir dari besi mengenai tulang dan urat di bawah dagingnya, namun hal itu tidak menghalanginya dari agamanya. Demi Allah, sungguh urusan (Islam) ini akan sempurna sehingga orang yang mengendarai unta berjalan dari Shan’aa’ ke Hadlramaut, tidak ada yang ditakutinya melainkan Allah, atau terhadap serigala atas kambing-kambingnya, akan tetapi kalian sangat tergesa-gesa". [HR. Bukhari juz 4, hal. 179]
عَنْ
عَدِيّ بْنِ حَاتِمٍ قَالَ: بَيْنَا اَنَا عِنْدَ النَّبِيّ ص اِذْ
اَتَاهُ رَجُلٌ فَشَكَا اِلَيْهِ الْفَاقَةَ، ثُمَّ اَتَاهُ اخَرُ فَشَكَا
اِلَيْهِ قَطْعَ السَّبِيْلِ، فَقَالَ: يَا عَدِيُّ، هَلْ رَأَيْتَ
اْلحِيْرَةَ؟ قُلْتُ: لَمْ اَرَهَا وَ قَدْ اُنْبِئْتُ عَنْهَا. قَالَ:
فَاِنْ طَالَتْ بِكَ حَيَاةٌ لَتَرَيَنَّ الظَّعِيْنَةَ تَرْتَحِلُ مِنْ
اْلحِيْرَةِ حَتَّى تَطُوْفَ بِالْكَعْبَةِ لاَ تَخَافُ اَحَدًا اِلاَّ
اللهَ. قُلْتُ: فِيْمَا بَيْنِيْ وَ بَيْنَ نَفْسِي فَاَيْنَ دُعَّارُ
طَيّئٍ الَّذِيْنَ قَدْ سَعَّرُوا الْبِلاَدَ، وَ لَئِنْ طَالَتْ بِكَ
حَيَاةٌ لَتُفْتَحَنَّ كُنُوْزُ كِسْرَى. قُلْتُ: كِسْرَى بْنِ هُرْمُزَ؟
قَالَ: كِسْرَى بْنِ هُرْمُزَ، وَ لَئِنْ طَالَتْ بِكَ حَيَاةٌ لَتَرَيَنَّ
الرَّجُلَ يُخْرِجُ مِلْءَ كَفّهِ مِنْ ذَهَبٍ اَوْ فِضَّةٍ يَطْلُبُ مَنْ
يَقْبَلُهُ مِنْهُ فَلاَ يَجِدُ اَحَدًا يَقْبَلُهُ مِنْهُ، وَ
لَيَلْقَيَنَّ اللهَ اَحَدُكُمْ يَوْمَ يَلْقَاهُ وَ لَيْسَ بَيْنَهُ وَ
بَيْنَهُ تَرْجُمَانٌ يُتَرْجِمُ لَهُ فَلَيَقُوْلَنَّ: اَلَمْ اَبْعَثْ
اِلَيْكَ رَسُوْلاً فَيُبَلّغَكَ فَيَقُوْلُ: بَلَى، فَيَقُوْلُ: اَلَمْ
اُعْطِكَ مَالاً وَ اُفْضِلْ عَلَيْكَ؟ فَيَقُوْلُ: بَلَى. فَيَنْظُرُ عَنْ
يَمِيْنِهِ فَلاَ يَرَى اِلاَّ جَهَنَّمَ وَ يَنْظُرُ عَنْ يَسَارِهِ
فَلاَ يَرَى اِلاَّ جَهَنَّمَ. قَالَ عَدِيٌّ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ ص
يَقُوْلُ: اتَّقُوا النَّارَ وَ لَوْ بِشِقَّةِ تَمْرَةٍ، فَمَنْ لَمْ
يَجِدْ شِقَّةَ تَمْرَةٍ فَبِكَلِمَةٍ طَيّبَةٍ. قَالَ عَدِيٌّ: فَرَأَيْتُ
الظَّعِيْنَةَ تَرْتَحِلُ مِنْ اْلحِيْرَةِ حَتَّى تَطُوْفَ بِالْكَعْبَةِ
لاَ تَخَافُ اِلاَّ اللهَ، وَ كُنْتُ فِيْمَنْ اِفْتَتَحَ كُنُوْزَ
كِسْرَى بْنِ هُرْمُزَ، وَ لَئِنْ طَالَتْ بِكُمْ حَيَاةٌ لَتَرَوُنَّ مَا
قَالَ النَّبِيُّ اَبُو الْقَاسِمِ ص يُخْرِجُ مِلْءَ كَفّهِ. البخارى 4:
175
Dari
'Adiy bin Hatim, ia berkata, "Ketika aku sedang bersama Nabi SAW,
tiba-tiba ada seorang laki-laki datang kepada beliau mengeluhkan
kefakirannya, kemudian datang lagi seorang laki-laki kepada beliau
mengeluhkan para perampok jalanan". Lalu beliau bersabda, "Wahai "Adiy,
apakah kamu pernah melihat negeri Al-Hirah?". Aku menjawab, "Saya belum
pernah melihatnya namun saya pernah mendengar beritanya". Beliau
bersabda, "Seandainya kamu diberi umur panjang, kamu pasti akan melihat
seorang wanita yang mengendarai kendaraan berjalan dari Al-Hirah hingga
melakukan thawaf di Ka'bah tanpa takut kepada siapapun kecuali kepada
Allah". Aku berkata dalam hati, "Dimana para parampok suku Thayyi’ yang
telah membuat kekacauan di seluruh pelosok negeri?". (Beliau melanjutkan
sabdanya), "Seandainya kamu diberi umur panjang, kamu pasti akan
mengetahui dibukanya perbendaharaan Kisra (Raja Persia)”. Aku bertanya,
"Kisra bin Hurmuz?". Beliau menjawab, "Ya, Kisra bin Hurmuz. Dan
seandainya kamu berumur panjang, kamu pasti akan melihat seorang keluar
dengan membawa emas atau perak sepenuh telapak tangannya mencari orang
yang mau menerima (shadaqah) nya namun dia tidak mendapatkan seorangpun
yang mau menerimanya. Dan pasti setiap orang dari kalian akan bertemu
Allah pada hari pertemuan dengan-Nya (qiyamat) yang ketika itu antara
dirinya dan Allah tidak ada penerjemah yang akan menjadi juru bicara
baginya. Lalu Allah pasti akan bertanya kepadanya, "Bukankah Aku telah
mengutus seorang Rasul yang menyampaikan agama kepadamu?”. Orang itu
akan menjawab, “Ya, sudah”. Allah bertanya lagi kepadanya, “Bukankah Aku
sudah memberimu harta dan memberimu kelebihan?". Orang itu menjawab,
"Ya, sudah". Lalu orang itu melihat ke kanannya namun dia tidak melihat
apa-apa melainkan neraka Jahannam, lalu dia melihat ke sebelah kirinya
namun dia tidak melihat apa-apa melainkan neraka Jahannam". 'Adiy
berkata, "Aku juga mendengar Nabi SAW bersabda, "Jagalah diri kalian
dari neraka sekalipun dengan (bershadaqah) separuh biji kurma.
Barangsiapa tidak memiliki separuh biji kurma, maka dengan berkata yang
baik". Adiy berkata, "Lalu di kemudian hari aku melihat seorang wanita
mengendarai kendaraan berjalan dari Al-Hirah hingga melakukan thawaf di
Ka'bah tanpa takut kecuali kepada Allah, dan aku termasuk orang yang
membuka perbendaharaan Kisra bin Hurmuz. Dan seandainya kalian diberi
umur panjang, kalian pasti melihat apa yang disabdakan Abul Qasim Nabi
SAW yaitu seseorang keluar dengan membawa (emas) sepenuh telapak
tangannya untuk disedeqahkan”. [HR. Bukhari juz 4, hal. 175]
عَنْ
سُفْيَانَ بْنِ اَبِي زُهَيْرٍ رض اَنَّهُ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ
ص يَقُوْلُ: تُفْتَحُ الْيَمَنُ فَيَأْتِي قَوْمٌ يَبُسُّوْنَ
فَيَتَحَمَّلُوْنَ بِاَهْلِيْهِمْ وَ مَنْ اَطَاعَهُمْ وَ الْمَدِيْنَةُ
خَيْرٌ لَهُمْ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ، وَ تُفْتَحُ الشَّامُ فَيَأْتِي
قَوْمٌ يَبُسُّوْنَ فَيَتَحَمَّلُوْنَ بِاَهْلِيْهِمْ وَ مَنْ اَطَاعَهُمْ
وَ الْمَدِيْنَةُ خَيْرٌ لَهُمْ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ، وَ تُفْتَحُ
الْعِرَاقُ فَيَأْتِي قَوْمٌ يَبُسُّوْنَ فَيَتَحَمَّلُوْنَ بِاَهْلِيْهِمْ
وَ مَنْ اَطَاعَهُمْ وَ الْمَدِيْنَةُ خَيْرٌ لَهُمْ لَوْ كَانُوْا
يَعْلَمُوْنَ. البخارى 2: 222
Dari
Sufyan bin Abu Zuhair RA, dia berkata : Aku mendengar Rasulullah SAW
bersabda, “Nanti negeri Yaman akan ditaklukkkan, lalu orang-orang akan
datang (ke negeri tersebut) dengan menggiring hewan tunggangan mereka,
membawa keluarga dan anak buah mereka, padahal Madinah lebih baik bagi
mereka seandainya mereka mengetahui. Kemudian negeri Syam akan
ditaklukkan, lalu orang-orang akan datang (ke negeri tersebut) dengan
menggiring hewan tunggangan mereka, membawa keluarga dan anak buah
mereka, padahal Madinah lebih baik bagi mereka seandainya mereka
mengetahui. Kemudian negeri 'Iraq akan ditaklukkan, lalu orang-orang
akan datang (ke negeri tersebut) dengan menggiring hewan tunggangan
mereka, membawa keluarga dan anak buah mereka, padahal Madinah lebih
baik bagi mereka seandainya mereka mengetahui". [HR. Bukhari juz 2,
hal. 222]
عَنْ
سُفْيَانَ بْنِ اَبِي زُهَيْرٍ قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص
يَقُوْلُ: يُفْتَحُ الْيَمَنُ فَيَأْتِي قَوْمٌ يَبُسُّوْنَ
فَيَتَحَمَّلُوْنَ بِاَهْلِيْهِمْ وَ مَنْ اَطَاعَهُمْ وَ الْمَدِيْنَةُ
خَيْرٌ لَهُمْ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ، ثُمَّ يُفْتَحُ الشَّامُ
فَيَأْتِي قَوْمٌ يَبُسُّوْنَ فَيَتَحَمَّلُوْنَ بِاَهْلِيْهِمْ وَ مَنْ
اَطَاعَهُمْ وَ الْمَدِيْنَةُ خَيْرٌ لَهُمْ لَوْ كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ،
ثُمَّ يُفْتَحُ الْعِرَاقُ فَيَأْتِي قَوْمٌ يَبُسُّوْنَ فَيَتَحَمَّلُوْنَ
بِاَهْلِيْهِمْ وَ مَنْ اَطَاعَهُمْ وَ الْمَدِيْنَةُ خَيْرٌ لَهُمْ لَوْ
كَانُوْا يَعْلَمُوْنَ. مسلم 2: 1009
Dari
Sufyan bin Abu Zuhair ia berkata; Saya mendengar Rasulullah SAW
bersabda, “Nanti negeri Yaman akan ditaklukkan, lalu orang-orang
berbondong-bondong (meninggalkan Madinah) datang ke sana dengan membawa
keluarga dan anak buah mereka, padahal Madinah lebih baik bagi mereka
seandainya mereka mengetahui. Kemudian negeri Syam akan ditaklukkan
pula, maka orang-orang berbondong-bondong (meninggalkan Madinah) datang
ke sana dengan membawa keluarga dan anak buah mereka, padahal kota
Madinah lebih baik bagi mereka seandainya mereka mengetahui. Kemudian
negeri ‘Iraq akan ditaklukkan pula, lalu orang-orang berbondong-bondong
(meninggalkan Madinah) datang ke sana dengan membawa keluarga dan anak
buah mereka, padahal Madinah lebih baik bagi mereka seandainya mereka
mengetahui”. [HR. Muslim juz 2, hal. 1009]
عَنْ
اَبِي هُرَيْرَةَ اَنَّهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِذَا هَلَكَ
كِسْرَى فَلاَ كِسْرَى بَعْدَهُ، وَ اِذَا هَلَكَ قَيْصَرُ فَلاَ قَيْصَرَ
بَعْدَهُ وَ الَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَتُنْفِقُنَّ
كُنُوْزَهُمَا فِي سَبِيْلِ اللهِ. البخارى 4: 182
Dari
Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda, “Apabila Kisra (Raja
Persia) telah binasa, maka tidak akan ada lagi Kisra lain sesudahnya,
dan apabila Kaisar (Raja Romawi) telah binasa, maka tidak akan ada lagi
Kaisar lain sesudahnya. Dan demi Tuhan yang jiwa Muhammad berada di
tangan-Nya, sungguh kalian akan membelanjakan perbendaharaan kekayaan
keduanya di jalan Allah". [HR. Bukhari juz 4, hal. 182] Keterangan :
Sabda Nabi SAW tersebut telah terbukti bahwa Kisra (kerajaan Persia) di ‘Iraq dan Kaisar (kerajaan Romawi) di Syam pada masa Khalifah ‘Umar bin Khaththab berhasil ditaklukkan oleh tentara kaum muslimin dan simpanan kekayaan kedua kerajaan tersebut berhasil diangkut sebagai rampasan perang, lalu dipergunakan untuk kepentingan agama islam.
عَنْ
اَبِي ذَرّ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: اِنَّكُمْ سَتَفْتَحُوْنَ
مِصْرَ وَ هِيَ اَرْضٌ يُسَمَّى فِيْهَا الْقِيْرَاطُ فَاِذَا
فَتَحْتُمُوْهَا فَاَحْسِنُوْا اِلَى اَهْلِهَا فَاِنَّ لَهُمْ ذِمَّةً وَ
رَحِمًا اَوْ قَالَ ذِمَّةً وَ صِهْرًا. مسلم 4: 1970
Dari
abu Dzarr, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya kalian
nanti akan menaklukkan negeri Mesir, yaitu negeri yang disebut padanya
Qirath (logam dari emas dan perak). Apabila kalian telah menaklukkannya,
maka berbuat baiklah kepada penduduknya, karena mereka itu mempunyai
kehormatan dan hubungan kerabat”, atau beliau bersabda, “mempunyai
kehormatan dan hubungan perkawinan”. [HR. Muslim juz 4, hal. 1970] Keterangan :
Pada masa Khalifah ‘Umar bin Khaththab negeri Mesir berhasil ditaklukkan oleh tentara kaum muslimin dan selanjutnya berada di bawah kekuasaan Islam. Dan bangsa Mesir masih ada hubungan kekeluargaan dengan Nabi SAW, karena ibunya Nabi Isma’il, yaitu Hajar berasal dari Mesir. Sedangkan yang dimaksud dengan hubungan perkawinan, karena Mariyah ibunya Ibrahim putra Nabi SAW berasal dari Mesir.
عَنْ
جَابِرٍ قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ ص يَقُوْلُ: اِنَّ الشَّيْطَانَ قَدْ
أَيِسَ اَنْ يَعْبُدَهُ الْمُصَلُّوْنَ فِي جَزِيْرَةِ الْعَرَبِ وَ لكِنْ
فِي التَّحْرِيْشِ بَيْنَهُمْ. مسلم 4: 2166
Dari
Jabir, ia berkata : Aku mendengar Nabi SAW bersabda, “Sesungguhnya
syaithan telah putus asa untuk disembah orang-orang yang shalat di
jazirah Arab, tetapi ia akan mengadu domba diantara mereka”. [HR. Muslim
juz 4, hal. 2166]
عَنْ اُمّ سَلَمَةَ اَنَّ رَسُوْلَ اللهِ ص قَالَ لِعَمَّارٍ: تَقْتُلُكَ الْفِئَةُ الْبَاغِيَةُ. مسلم 4: 2236
Dari
Ummu Salamah, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda kepada ‘Ammar, “Kamu
akan dibunuh oleh kelompok yang durhaka". [HR. Muslim juz 4, hal. 2236].
Keterangan :
Sabda Nabi SAW ini telah terbukti bahwa ‘Ammar bin Yasir dibunuh oleh pasukan yang menjadi pengikut Mu’awiyah]
عَنْ
عُمَرَ بْنِ اْلخَطَّابِ قَالَ: اِنّي سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ
اِنَّ خَيْرَ التَّابِعِيْنَ رَجُلٌ يُقَالُ لَهُ اُوَيْسٌ وَ لَهُ
وَالِدَةٌ وَكَانَ بِهِ بَيَاضٌ فَمُرُوْهُ فَلْيَسْتَغْفِرْ لَكُمْ. مسلم
4: 1968
Dari
'Umar bin Al-Khaththab, ia berkata : Sungguh aku telah mendengar
Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baik tabi'in adalah seorang laki-laki
yang bernama Uwais, dia masih memiliki ibu, dan dulu dia punya penyakit
belang ditubuhnya, maka mintalah kepadanya agar memohonkan ampun untuk
kalian. [HR. Muslim juz 4, hal. 1968]
عَنْ
اُسَيْرِ بْنِ جَابِرٍ قَالَ: كَانَ عُمَرُ بْنُ اْلخَطَّابِ اِذَا اَتَى
عَلَيْهِ اَمْدَادُ اَهْلِ الْيَمَنِ سَأَلَهُمْ، اَفِيْكُمْ اُوَيْسُ بْنُ
عَامِرٍ؟ حَتَّى اَتَى عَلَى اُوَيْسٍ فَقَالَ: اَنْتَ اُوَيْسُ بْنُ
عَامِرٍ؟ قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: مِنْ مُرَادٍ ثُمَّ مِنْ قَرَنٍ؟ قَالَ:
نَعَمْ. قَالَ: فَكَانَ بِكَ بَرَصٌ فَبَرِأْتَ مِنْهُ اِلاَّ مَوْضِعَ
دِرْهَمٍ؟ قَالَ: نَعَمْ. قَالَ: لَكَ وَالِدَةٌ؟ قَالَ: نَعَمْ. قَالَ:
سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: يَأْتِي عَلَيْكُمْ اُوَيْسُ بْنُ
عَامِرٍ مَعَ اَمْدَادِ اَهْلِ الْيَمَنِ مِنْ مُرَادٍ ثُمَّ مِنْ قَرَنٍ،
كَانَ بِهِ بَرَصٌ فَبَرِأَ مِنْهُ اِلاَّ مَوْضِعَ دِرْهَمٍ، لَهُ
وَالِدَةٌ هُوَ بِهَا بَرٌّ، لَوْ اَقْسَمَ عَلَى اللهِ َلاَبَرَّهُ،
فَاِنِ اسْتَطَعْتَ اَنْ يَسْتَغْفِرَ لَكَ فَافْعَلْ، فَاسْتَغْفِرْ لِي.
فَاسْتَغْفَرَ لَهُ. فَقَالَ لَهُ عُمَرُ: اَيْنَ تُرِيْدُ؟ قَالَ:
الْكُوْفَةَ. قَالَ: اَلاَ اَكْتُبُ لَكَ اِلَى عَامِلِهَا؟ قَالَ:
اَكُوْنُ فِي غَبْرَاءِ النَّاسِ اَحَبُّ اِلَيَّ. قَالَ: فَلَمَّا كَانَ
مِنْ الْعَامِ الْمُقْبِلِ حَجَّ رَجُلٌ مِنْ اَشْرَافِهِمْ فَوَافَقَ
عُمَرَ فَسَأَلَهُ عَنْ اُوَيْسٍ، قَالَ: تَرَكْتُهُ رَثَّ الْبَيْتِ
قَلِيْلَ الْمَتَاعِ. قَالَ: سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ ص يَقُوْلُ: يَأْتِي
عَلَيْكُمْ اُوَيْسُ بْنُ عَامِرٍ مَعَ اَمْدَادِ اَهْلِ الْيَمَنِ مِنْ
مُرَادٍ ثُمَّ مِنْ قَرَنٍ، كَانَ بِهِ بَرَصٌ فَبَرِأَ مِنْهُ اِلاَّ
مَوْضِعَ دِرْهَمٍ، لَهُ وَالِدَةٌ هُوَ بِهَا بَرٌّ، لَوْ اَقْسَمَ عَلَى
اللهِ َلاَبَرَّهُ، فَاِنِ اسْتَطَعْتَ اَنْ يَسْتَغْفِرَ لَكَ فَافْعَلْ.
فَاَتَى اُوَيْسًا فَقَالَ: اِسْتَغْفِرْ لِي. قَالَ: اَنْتَ اَحْدَثُ
عَهْدًا بِسَفَرٍ صَالِحٍ فَاسْتَغْفِرْ لِي. قَالَ: اِسْتَغْفِرْ لِي،
قَالَ: اَنْتَ اَحْدَثُ عَهْدًا بِسَفَرٍ صَالِحٍ فَاسْتَغْفِرْ لِي.
قَالَ: لَقِيْتَ عُمَرَ؟ قَالَ: نَعَمْ. فَاسْتَغْفَرَ لَهُ فَفَطِنَ لَهُ
النَّاسُ فَانْطَلَقَ عَلَى وَجْهِهِ. قَالَ اُسَيْرٌ: وَ كَسَوْتُهُ
بُرْدَةً فَكَانَ كُلَّمَا رَآهُ اِنْسَانٌ قَالَ: مِنْ اَيْنَ ِلاُوَيْسٍ
هذِهِ الْبُرْدَةُ؟. مسلم 4: 1969
Dari
Usair bin Jabir, ia berkata : Dahulu apabila ‘Umar bin Khaththab
didatangi oleh rombongan orang-orang Yaman, ia selalu bertanya kepada
mereka, “Apakah dalam rombongan kalian ada Uwais bin ‘Amir?”. Hingga
pada suatu hari, Khalifah ‘Umar bin Khaththab bertemu dengan Uwais, lalu
ia bertanya, “Apakah kamu Uwais bin ‘Amir?”. Uwais menjawab; “Ya,
benar”. Khalifah ‘Umar bertanya lagi, “Kamu berasal dari Murad dan
kemudian dan Qaran?”. Uwais menjawab, “Ya benar”. Selanjutnya Khalifah
‘Umar bertanya lagi, “Apakah kamu pernah terserang penyakit kusta lalu
sembuh kecuali tinggal sebesar mata uang dirham pada dirimu?”. Uwais
menjawab, “Ya, benar”. Khalifah ‘Umar bertanya lagi, “Apakah ibumu masih
ada?”. Uwais menjawab, “Ya, ibu saya masih ada”. Khalifah ‘Umar bin
Khaththab berkata : (Hai Uwais), sesungguhnya aku pernah mendengar
Rasulullah SAW bersabda, “Uwais bin ‘Amir akan datang kepada kalian
bersama rombongan orang-orang Yaman yang berasal dari Murad kemudian
dari Qaran. Ia pernah terserang penyakit kusta lalu sembuh kecuali
tinggal sebesar uang dirham. Ibunya masih hidup dan ia selalu berbakti
kepadanya. Kalau ia bersumpah atas nama Allah maka akan dikabulkan
sumpahnya itu, maka jika kamu dapat meminta kepadanya agar dia
memohonkan ampunan untuk kalian, lakukanlah!”. Oleh karena itu hai
Uwais, mohonkanlah ampunan untukku!” Lalu Uwais pun memohonkan ampunan
untuk ‘Umar bin Khaththab. Setelah itu Khalifah ‘Umar bertanya kepada
Uwais, “Kamu akan pergi kemana hai Uwais?”. Uwais bin ‘Amir menjawab,
“Saya akan pergi ke Kufah”. Khalifah ‘Umar berkata lagi, “Maukah aku
buatkan surat khusus kepada pejabat Kufah?”. Uwais bin ‘Amir menjawab,
“(Tidak), saya Iebih senang berada bersama orang-orang lemah”. Usair bin
Jabir berkata; 'Pada tahun berikutnya, seorang pejabat tinggi Kufah
pergi melaksanakan ibadah haji ke Makkah. Lalu ia bertemu dengan
Khalifah ‘Umar bin Khaththab, maka Khalifah pun menanyakan tentang Uwais
kepadanya. Pejabat itu menjawab, “Saya biarkan Uwais tinggal di rumah
tua dan hidup dalam kondisi yang sangat sederhana”. ‘Umar bin Khaththab
berkata; 'Sesungguhnya aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda,
“Kelak Uwais bin ‘Amir akan datang kepada kalian bersama rombongan
orang-orang Yaman. Ia berasal dari Murad dan kemudian dari Qaran. Ia
pernah terserang penyakit kusta lalu sembuh kecuali tinggal sebesar mata
uang dirham. Dia masih mempunyai ibu dan ia selalu berbhakti kepadanya.
Kalau ia bersumpah dengan nama Allah, niscaya akan dikabulkan
sumpahnya. Jika kamu dapat meminta agar ia berkenan memohonkan ampunan
untukmu, maka lakukanlah!”. Setelah itu, pejabat Kufah tersebut menemui
Uwais dan berkata kepadanya, “Wahai Uwais, mohonkanlah ampunan
untukku!”. Uwais bin ‘Amir menjawab, “Bukankah engkau baru saja pulang
dari perjalanan yang baik? Maka seharusnya engkau yang memohonkan
ampunan untuk saya”. Pejabat tersebut berkata lagi, “Mohonkanlah ampunan
untukku!”. Uwais bin ‘Amir pun menjawab, “Bukankah engkau baru saja
pulang dari perjalanan yang baik, maka engkau yang Iebih pantas
mendoakan saya”. Kemudian Uwais balik bertanya kepada pejabat itu,
“Apakah engkau bertemu dengan Khalifah ‘Umar bin Khaththab?”. Pejabat
Kufah itu menjawab, “Ya. Aku telah bertemu dengannya”. Akhirnya Uwais
pun memohonkan ampunan untuk pejabat Kufah tersebut. Setelah itu, Uwais
dikenal oleh masyarakat luas, tetapi ia sendiri tidak berubah hidupnya
dan tetap seperti semula. Usair berkata, “Aku memberikan kepada Uwais
sehelai kain selimut yang baik, maka setiap kali orang melihatnya, ia
bertanya, “Dari mana Uwais punya kain selimut itu? '" [HR. Muslim juz 4,
hal. 1968]
عَنْ
ثَوْبَانَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: يُوْشِكُ اْلاُمَمُ اَنْ
تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا تَدَاعَى اْلاَكَلَةُ اِلَى قَصْعَتِهَا.
فَقَالَ قَائِلٌ: وَ مِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ؟ قَالَ: بَلْ اَنْتُمْ
يَوْمَئِذٍ كَثِيْرٌ وَ لكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ وَ
لَيَنْزِعَنَّ اللهُ مِنْ صُدُوْرِ عَدُوّكُمُ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَ
لَيَقْذِفَنَّ اللهُ فِيْ قُلُوْبِكُمُ الْوَهْنَ. فَقَالَ قَائِلٌ: يَا
رَسُوْلَ اللهِ، وَ مَا الْوَهْنُ؟ قَالَ: حُبُّ الدُّنْيَا وَ كَرَاهِيَةُ
الْمَوْتِ. ابو داود 4: 111، رقم: 4297
Dari
Tsauban, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, “Hampir-hampir
orang-orang (musuh-musuh kalian) memperebutkan kalian (umat Islam),
layaknya orang-orang rakus memperebutkan makanan pada satu nampan. Ada
seorang yang bertanya, "Apakah kami waktu itu berjumlah sedikit?".
Rasulullah SAW menjawab, “Bahkan jumlah kalian pada waktu itu sangat
banyak, namun kalian seperti buih pada air bah. Dan sungguh Allah akan
mencabut rasa takut dari dada musuh kalian, dan akan memasukkan ke dalam
hati kalian Al-Wahn”. Ada seorang yang bertanya, "Wahai Rasulullah,
apakah Al-Wahn itu?". Beliau menjawab, “Cinta dunia dan takut mati”.
[HR. Abu Dawud juz 4, hal. 111, no. 4297]
سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ وَ بِحَمْدِكَ اَشْهَدُ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اَنْتَ اَسْتَغْفِرُكَ وَ اَتُوْبُ اِلَيْكَ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar