Senin, 26 Januari 2015

Sayyidina Abbas bersyair untuk Rasulullah

Bacain kisah Maulid Nabi ... kisah kelahiran atau sejarah Nabi , bukanlah Bid'ah jika apa yang di ungkapkan At Tabraniy ini benar .
Menurut beliau , sanadnya Hasan .
Apa yang At Tabraniy sampaikan , juga di catat oleh :
1. Alhafidh Ibnu Abdil Bar ... dalam Al Istiy 'ab Juz 3 Hal. 340 .
2. AlImam Al Hafidh Ibnu Hajjar dalam kitab Al Ishobah .
3 Adh Dhahabiy meriwayatkan dari Alhakim .sebagaimana dalam kitab Al Mustadrok Juz 3 Hal. 337.
4. Al Imam Ibnu Katsir dalam As Syirah juz 1 Hal. 195 .
At Tabraniy meriwayatkan bahwa :
suatu hari Sayyidina Abbas ra. berkata : "Wahai Rasululloh. Ijinkan aku memujimu dengan syair."
Rasululloh SAW menjawab :"Ucapkan syairmu, Wahai paman. Semoga allah menjaga mulutmu "
Sayyidina Abbas kemudian mulai bersyair :
MIN QOBLIHA THIB-TA FIDH DHILAL WAFI #
MUSTAUDA'IN KHAY-TSU YUKH SOFUL WAROQU
artinya :
Sebelum wujud bumi , cahaya Ruh mu [ wahai Rasulullah ] begitu baik bersemayam bersama Adam di Surga .
dan disemayamkan pula saat daun-daun khuldi dipetik oleh Adam .
[ saya menerjemahkan sebatas kemampuan saya , tetapi tanpa mengurangi pokok-pokok makna katanya ]
Sayyidina Abbas memulai syairnya dengan menyebut eksistensi 'kewujudan' Rasulullah SAW sudah di mulai saat beliau masih dalam bentuk Nur . Tampaknya Sayyidina Abbas termasuk yang meyakini keberadaan Nur Muhammad ini . Sehingga beliau memakai kata :
Min Qabliha ... Ay min qablil Ardhi .
Kemudian beliau mengingatkan hakekat perbuatan Adam-Hawa yang memetik daun Syajarah itu , sebagaimana firman Alloh : yakhshifaa-ni min waroqil jannah adalah sebuah Taqdir Tuhan yang dijadiaknkan sebab kelahiran Nabi SAW ke alam dunia .
Tanpa Adam memetik syarah , Adam tak akan di turunkan ke muka Dunia . Tanpa hidup di Dunia , maka tak akan lahir kemudian Nabi Muhammad SAW. Jadi ' petikan dedaunan ' inilah justru moment terpenting dari ke-maulidan Nabi SAW itu sendiri .
Selanjutnya Sayyidina Abbas merajut 'perjalanan' Nabi SAW dalam benih-benih para Nabi dan orang-orang terpilih . Beliau melanjutkan syairnya :
TSUMMA HABATH-TAL BILAA DA LA BASYARUN AN- #
TA WALA MUDH-GHOTUN WALA 'ALAQU
Artinya :
kemudian engkau diturunkan bersana Adam ke bumi sedangkan engkau belumlah menjadi seorang anak manusia , bulum pula sebuah gumpalan darah ataupun gumpalan daging pula .
BAL NUTH FATHUN TARKABUS SAFI-NU WAQOD #
ALJAMA NASRU WA AHLUHUL GHOROQU
Artinya :
Tetapi engkau adalah nuth-fah , air mani , yang ikut dalam perahu Nabi Nuh
yang ia kendalikan biduk perahunya sementara anaknya tenggelam binasa
TANAQQOLU MIN SHULBIN ILA RAKHIMIN # IDHA MADHO ALAMUN BADA THOBAQU
Artinya :
yang beralih dari satu sulbi ke sulbi lain dan dari rahim ke rahim yang lain
jika terlewat alam maka akan jelaslah runtutan-runtutan nya.
WAWAROD TA NAROL KHOLILI MUSTATIRON #
FI SULBIHI ANTA , KAYFA YAHTARIQU ?
Artinya :
Dan engkau sampai juga saat api menjilat Alkholil Ibrahim
engkau tersembunyi dalam sulbinya,
bagaimana mungkin api dapat membakarnya ?
Sampai kemudian beberapa bait di belakangnya , Sayyidina Abbas mengungkapkan detik kelahiran Nabi di alam dunia . Beliau katakan di bait tersebut :
WA ANTA LAMMA WULID-TA ASY ROQOTIL ARD #
DHU WA ADHO-AT BINU-RIKAL UFUQU
Artinya :
Dan engkau Saat engkau dilahirkan ,berpijarlah seluruh muka bumi
dan dengan Nur mu terang benderanglah cakrawalanya karenanya.
Dengan kenyataan ini dapat di simpulkan bahwa Syair Abbas ra. tersebut adalah :
" Rangkaian Kisah Maulid Baginda Nabi yang di bacakan di hadapan Nabi sendiri ."
Dan kami yakin hal semacam ini bukanlah bid'ah . Entah kalau menurut anda .
Wallahu a'lam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar