MAKALAH: LAILATUL QODAR : MALAM SERIBU BULAN
Di dalam bulan Ramadhan ini ada istilah malam LAILATUL QODAR.
Orang orang yang suka dengan malam tersebut pasti akan menghidupkan malam nya dengan beribadah secara optimal dan semaksimal mungkin. Karena Allah mengatakan bahwa malam tersebut adalah sebuah malam mulia yang lebih baik dari pada 1000 bulan (83 tahun).
Tepatnya malam tersebut itu kapan, nabi sendiri meski disini rupanya mengetahui namun beliau tidak mengatakan kepada umatnya dengan jelas dan gamblang. Beliau saw hanya mengatakan:”Carilah malam Lailatul Qodar itu dihari 10 terakhir bulan ramadhan". Dan lebih spesifik lagi beliau menyebutkan ”Pada hari hari ganjil” nya. Di kesempatan lain beliau juga pernah mengatakan tanda nya malam Lailatul Qodar saja, seperti gejala alam, misalnya dipagi harinya itu langit tampak cerah dan udaranya enak nyaman dsb.
Karena tidak adanya hadis yang tegas dalam jatuhnya malam Lailatul Qodar ini, niscaya banyak ulama ulama yang berspekulasi yang sifatnya Dzon dengan berbagai teori untuk mengetahui jatuhnya malam 1000 bulan tersebut. Seperti halnya ulama dan ilmuan, sarjana islam sang hujjatul islam imam ghazali misalnya, beliau mengatakan bahwa “Jika awal puasa diawali pada hari senin, maka malam lailatul qodar jatuh pada malam tanggal 21/27 ramadhan" (kayak puasa tahun ini).
Menyikapi hadis nabi yang menyinggung lailatul qodar ini dengan “Carilah pada 10 terakhir ramadhan” berarti lailatul qodar ini tidak ada pada malam sebelum masuk 10 terakhir ya?
Lantas bagaimana yang dimaksud dengan "Nuzulul Qur'an" yang diperingati oleh banyak orang pada tanggal 17 ramadhan?
Bukankah sudah jelas dalam surat Al Qodr ayat 1 menyebutkan "Sesungguhnya kami telah menurunkannnya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan". Sedang nabi menjelaskan bahwa Lailatul Qodar itu jatuh pada 10 terakhir ramadhan. Tanggal 20 hingga 29/30. bukan tanggal 17 dong??
Kemudian hadis nabi yang mengatakan “Pada hari ganjilnya” berarti maksudnya pada malam tanggal 21,23,25,27 dan 29 ya? Ini adalah hari hari ganjil jika puasa ramadhan nya genap selama 30 hari. Lha kalau puasa nya hanya 29 hari, maka yang dimaksud ganjil, bukankah malam tanggal 20,22,24,26 dan 28?
Jika kita mengacu pada ayat Al Qur’an dalam surat Al Qodr yang menyebutkan bahwa “Pada malam itu turun malaikat malaikat dan malaikat Jibril dengan ijin Tuhan nya untuk mengatur segala urusan” berarti lailatul qodar itu benar benar jatuh dimalam hari, bukan pada siang hari. Sekarang permasalahannya adalah sudah kita ketahui bahwa belahan dunia negara negara ini waktu nya tidaklah sama. Malam disini belum tentu malamnya negara sana. Malam disana belum tentu malamnya negara sini. Setiap negara mempunyai waktu masing masing. Diantara mereka ada yang berselisih 1 jam, 2 jam, 4 jam bahkan lebih dari itu.
Kesimpulannya adalah:”Lailatul Qodar ini sebenarnya jatuhnya dimalam harinya negara mana?"
Kalau memang jatuh di malam sesuai waktu negara masing masing misalnya, maka para malaikat dan Jibril turunnya berkali kali dong alias pindah pindah?
Atau jatuh pada malam hari serentak disemua negara dunia ini. Artinya yang dimaksud malam disini adalah terhitung sejak waktu maghrib hingga fajar, jadi tidak melulu diartikan jatuh pada jam 12 keatas, sehingga misalnya lailatul qodar di Indonesia jatuh pada jam 12 malam, maka dimakkah Saudi Arabia pada waktu itu menunjukkan pukul 8 (isya’).
Adakah negara yang selisihnya 12 jam atau lebih?
Atau begini, misalnya lailatul qodar nya jatuh di malam waktu Saudi arabia jam 3 pagi, maka di Indonesia lailatul qodar nya ya pas pada jam 7 pagi. Implikasinya berarti kita juga dituntut beribadah penuh semaksimal mungkin bukan hanya pada malam hari saja! dan berarti lailatul qodar itu bisa jatuh pada pagi, siang dan sore hari dong?? dan seterus nya dan seterusnya…
Sederhana saja, mungkin lebih baik kita tidak tahu saja tentang malam mulia lailatul qodar ini, sehingga kita bisa tetap istiqomah ikhlas dalam beribadah kapan saja alias tidak di titik beratkan hanya pada malam ganjil ganjil tersebut. Karena bagi orang awam, jika menggunakan teori diatas akan berdampak kurang baik. Artinya begini, misalnya dia berkeyakinan malam lailatul qodarnya jatuh pada malam tanggal 21 ramadhan, maka dia beribadah hanya semangat dan maksimal pada malam itu saja. Untuk seterusnya tidak! Bahkan cenderung menurun santai dan leyeh leyeh seperti sedia kala. Saya kira nabi tidak menginginkan umat nya seperti ini.
Memang bagaimana sih perilaku nabi disaat bulan ramadhan penuh?
Ya nabi semenjak tanggal 1 ramadhan hingga selesai, beliau ibadahnya semangat maksimal dan total!!
Tidak hanya kenal malam, pagi siang dan sore… Namun, jika memasuki 10 hari terakhir itu, beliau menambah semangatnya itu hingga membangunkan keluarga dan para sahabatnya yang sedang asik tidur agar mereka bisa beribadah secara optimal dan lebih maksimal lagi.
Nabi tidak egois!!
Nabi tidak posesif!!
Nabi tidak mempunyai sifat ingin memiliki dan mencintai Allah sendirian!!
Nabi tidak rakus akan malam lailatul qodar ini!!
Nabi memberi kesempatan kepada umatnya untuk juga menikmati dahsyatnya malam mulia lailatul qodar ini!!
Lalu bagaimana dengan anda?
Ibadah sunnah apakah yang anda andalkan dibulan penuh rahmat ini?
berapa rokaat qiyamul lail anda?
sudah berapa ribu ayat yang anda baca?
sudah berapa kali hatam alqur'an anda?
ikut berpuasakah panca indra anda?
anda habiskan dengan apa hari hari ramadhan ini?
jangan kita kotori kesucian bulan mulia ini dengan perbuatan dosa kita yang tak berguna !!
Selamat meraih malam seribu bulan !!
TURUNNYA AL QUR'AN PADA MALAM LAILATUL QADR
PERTANYAAN :
assalaamu 'alaikum
saya ingin tanya mengenai malam lailatul qadr, dalam surat Al~Qadr, ALLAH berfirman bahwa malam qadr adalah malam turunya Quraan, sedangkan turunnya Quraan sendiri adalah secara berangsur~angsur selama kurang lebih 23 tahun, ada yang diturunkan siang hari ada yang malam hari (menurut saya ini). Tolong penjelasannya, terima kasih.
JAWABAN :
Wa'alaikumsalam
Yang dimaksud "diturunkan pada malam Lailatul Qadr" adalah al-Quran 30 Juz secara keseluruhan dilangit dunia yang kemudian diturunkan secara berangsur-angsur oleh malaikat Jibril pada Nabi Muhammad SAW sesuai kondisi yang dibutuhkan selama 20/21 tahun.
{إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ} [القدر : 1]. وفي هذا دليل على أن ليلة القدر إنما تكون في رمضان لا في غيره. ولا خلاف أن القرآن أنزل من اللوح المحفوظ ليلة القدر - على ما بيناه - جملة واحدة ، فوضع في بيت العزة في سماء الدنيا ، ثم كان جبريل صلى اللّه عليه وسلم ينزل به نجما نجما في الأوامر والنواهي والأسباب ، وذلك في عشرين سنة. وقال ابن عباس : أنزل القرآن من اللوح المحفوظ جملة واحدة إلى الكتبة في سماء الدنيا ، ثم أنزل به جبريل عليه السلام نجوما - يعني الآية والآيتين - في أوقات مختلفة في إحدى وعشرين سنة.
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Qur'an) pada malam kemuliaan.”(QS. 97:1)
Dalam ayat ini menunjukkan bahwa malam Lailatul Qadr hanya terdapat pada bulan Ramadhan tidak terdapat pada bulan lainnya, dan tidak terdapat perbedaan pendapat antara Ulama bahwa al-Quran secara keseluruhan diturunkan oleh Allah dimalam tersebut kemudian diletakkan di tempat ‘Izzah (keluhuran) pada langit dunia dan kemudian Malaikat Jibril As. Menurunkannya pada Nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur sesuai kondisi baik yang terkait dengan segala perintah, larangan atau sebab-sebab lainnya selama dua puluh tahun.
Ibn Abbas Ra berkata “Al-Quran yang mulia diturunkan secara keseluruhan diturunkan oleh Allah dimalam Lailatul Qadr pada langit dunia dan kemudian Malaikat Jibril As. Menurunkannya pada Nabi Muhammad SAW secara berangsur-angsur pada waktu yang berbeda-beda selama dua puluh satu tahun.
Al-Jaami’ Li Ahkaam al-Quraan II/297.
Perbedaan Lailatul Qodar dan Nuzunul Qur'an
PERTANYAAN :
Assalamu'alaikum warohmatullohi wabarokatuh......
Mau tanya... ada yang mengganjal dihati nih..
- Nuzulul Qur'an = 17 Romadhon, betul.?
- Dahulu, Al Qur'an turun waktu Lailatul Qodar, betul.?
- Berarti Nuzulul Qur'an bertepatan lailatul qodar, betul.?
-> Kalau Nuzulul Qur'an jatuh pada tanggal 17 Romadhon, kenapa Nabi Muhammad menganjurkan mencari lailatul qodar pada 10 malam terakhir.?
Mohon bantuan penjelasannya secara gamblang yg mudah dimengerti oleh orang awam seperti diriku..
Maaf, ada yang terselip di memoryku, tapi sulit ku buka..
sudah pernah aku tanyakan belum ya.? atau sudah ada dokumen.?
JAWABAN :
Perbedaan Nuzulul Qur’an dan Lailatul Qadar
Nuzulul Qur’an adalah waktu turunya Al-Qur’an yang bertepatan dengan malam yang disebut Lailatul Qadar. Allah SWT menurunkan Al-Qur’an pada Lailatul Qadar. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Al-Qadr ayat 1-5.
Namun begitu, Nuzulul Qu’an sering diperingati pada malam 17 Ramadhan, sementara umum diketahui bahwa malam Lailatul Qadar jatuh pada sepertiga malam yang terakhir bulan Ramadhan. Mengapa bisa berbeda?
Allah SWT berfirman,
إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ. وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ. لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ. تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ. سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ
Sesungguhnya kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan. Tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar. (QS. Al-Qadr 1-5).
Para ulama berbeda pendapat tentang dlamir “hu” atau kata ganti yang merujuk kepada Al-Qur’an dalam ayat pertama. Apakah Al-Qur’an yang dimaksud dalam ayat itu adalah keseluruhannya, artinya Allah SWT menurunkan Al-Qur’an sekaligus dari Lauhil Mahfudz ke Baitul Izzah (langit dunia) pada malam Lailatul Qadar, ataukah sebagiannya, yaitu bahwa Allah SWT menurunkan pertama kali Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW, yaitu surat Al-‘Alaq Ayat 1-5 pada malam Lailatul Qadar?
Dalam sebuah riwayat disebutkan, Ibnu Abbas RA menjelaskan bahwa Al-Qur’an yang diturunkan pada Lailatul Qadar keseluruhnya; baru kemudian secara berangsur diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. (HR. Ath-Thabrani).
Sementara itu Nuzulul Qur’an sering diperingati pada tanggal 17 Ramadhan, dengan mengadakan pengajian atau tabligh akbar, dan bukan pada malam Lailatul Qadar. Hal ini didasarkan pada pendapat yang menyatakan bahwa pada tanggal tersebut Rasulullah SAW pada umur 41 tahun mendapatkan wahyu pertama kali. Yaitu surat Al-‘alaq ayat 1-5 ketika beliau berkonteplasi (berkhalwat) di gua Hira, Jabal Nur, kurang lebih 6 km dari Mekkah.
Nuzulul Qur’an yang diperingati oleh umat Islam dimaksudkan itu adalah sebagai peringatan turunnya ayat Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW yakni ayat 1-5 Surat Al-Alaq.
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ. خَلَقَ الْإِنسَانَ مِنْ عَلَقٍ. اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ. الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ. عَلَّمَ الْإِنسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Adapun Lailatul Qadar merujuk kepada malam diturunkannya Al-Qur’an dari Lauhil Mahfudz ke Baitul Izzah atau langit dunia. Dikisahkan bahwa pada malam itu langit menjadi bersih, tidak nampak awan sedikitpun, suasana tenang dan sunyi, tidak dingin dan tidak panas.
PREDIKSI LAILATUL QADAR
Pertama:
Dalam kitab I’anatuththaalibiin juz II halaman 257, cetakan al ‘Alawiyyah Semarang:
قال الغزالي وغيره إنها تعلم فيه باليوم الأول من الشهر،
فإن كان أوله يوم الأحد أو يوم الأربعاء: فهي ليلة تسع وعشرين.
أو يوم الاثنين: فهي ليلة إحدى وعشرين.
أو يوم الثلاثاء أو الجمعة: فهي ليلة سبع وعشرين.
أو الخميس: فهي ليلة خمس وعشرين.
أو يوم السبت: فهي ليلة ثلاث وعشرين.
Jika awal Ramadhan hari Ahad atau Rabu maka lailatul qodar malam 29
Jika awal Ramadhan hari Senin maka lailatul qodar malam 21
Jika awal Ramadhan hari Selasa atau Jumat maka lailatul qodar malam 27
Jika awal Ramadhan hari Kamis maka lailatul qodar malam 25
Jika awal Ramadhan hari Sabtu maka lailatul qodar malam 23
Sumber:
http://islamport.com/w/shf/Web/963/599.htm
Kedua:
Dalam kitab Hasyiyah ash Shaawi ‘alal Jalaalain juz IV halaman 337, cetakan Daar Ihya al Kutub a ‘Arabiyyah:
فعن أبي الحسن الشاذلي إن كان أوله الأحد فليلة تسع وعشرين ، أو الإثنين فإحدي وعشري أو الثلاثاء فسبع وعشرين أو الأربعاء فتسعة عشر أو الخميس فخمس وعشرين أو الجمعة فسبعة عشر أوالسبت فثلاث وعشرين
Jika awal Ramadhan hari Ahad maka lailatul qodar malam 29
Jika awal Ramadhan hari Senin maka lailatul qodar malam 21
Jika awal Ramadhan hari Selasa maka lailatul qodar malam 27
Jika awal Ramadhan hari Rabu maka lailatul qodar malam 19
Jika awal Ramadhan hari Kamis maka lailatul qodar malam 25
Jika awal Raamadhan hari Jumat maka lailatul qadar malam 17
Jika awal Raamadhan hari Sabtu maka lailatul qadar malam 23
Ketiga:
Dalam kitab Hasyiyah al Bajuri ‘ala Ibni Qaasim al Ghaazi juz I halaman 304 , cetakan Syirkah al Ma’arif Bandung:
وذكرو لذلك ضابطا وقد نظمه بعضهم بقوله
: وإنا جميعا إن نصم يوم جمعة ¤ ففي تاسع العشرين خذ ليلة القدر .
وإن كان يوم السبت أول صومنا ¤ فحادي وعشرين اعتمده بلا عذر
. وإن هل يوم الصوم في أحد ففي ¤ سابع العشرين ما رمت فاستقر
. وإن هل بالأثنين فاعلم بأنه ¤ يوافيك نيل الوصل في تاسع العشري
. ويوم الثلاثا إن بدا الشهر فاعتمد ¤ علي خامس العشرين تحظي بها فادر .
وفي الإربعا إن هل يا من يرومها ¤ فدونك فاطلب وصلها سابع العشري .
ويوم الخميس إن بدا الشهر فاجتهد ¤ توافيك بعد العشر
في ليلة الوتر .
Jika awal Ramadhan hari Jumat maka lailatul qodar malam 29
Jika awal Ramadhan hari Sabtu maka lailatul qodar malam 21
Jika awal Ramadhan hari Ahad maka lailatul qodar malam 27
Jika awal Ramadhan hari Senin maka lailatul qodar malam 29
Jika awal Ramadhan hari Selasa maka lailatul qodar malam 25
Jika awal Raamadhan hari Rabu maka lailatul qadar malam 27
Jika awal Raamadhan hari Kamis maka malam ganjil setelah malam 20
Wallaahu A’lamu Bishshawaab
Semoga bermanfaat
====================================================
tanda-tanda Lailatul Qadar:
Imam Muslim dalam kitab Shahihnya juz I halaman 306,cetakan al Ma'arif Bandung Indonesia:
Sanad dan matannya sebagai berikut:
حدثنا محمد بن مهران الرازي حدثنا الوليد بن مسلم حدثنا الأوزاعي حدثني عبدة عن زر قال س
معت أبي بن كعب يقول وقيل له إن عبد الله بن مسعود يقول من قام السنة أصاب ليلة القدر فقال أبي والله الذي لا إله إلا هو إنها لفي رمضان {يحلف ما يستثني] ووالله إني لأعلم أي ليلة هي هي الليلة التي أمرنا بها رسول الله صلي الله عليه وآله وسلم بقيامها هي ليلة صبيحة سبع وعشرين وأمارتها أن تطلع الشمس في صبيحة يومها بيضاء لا شعاع لها .
''.......Ubay ibn Ka'b,dia berkata: "... demi Dzat yang tiada tuhan kecuali Dia, sungguh malam (Lailatul Qadar) itu ada dalam bulan Ramadhan. Demi A llah aku sungguh tahu kapan malam itu, yaitu malam yang kita diperintah oleh Rasulullah SAW untuk beribadah didalamnya, yaitu malam 27 yang bersinar. Adapun tanda-tandanya adalah matahari terbit pagi harinya dengan cahaya putih namun tidak ada sorotnya
Link:
http://www.islam2all.com/hadeeth/moslem/mosafren.php?mosafren=25
Al Hafizh Ibnu Katsir dalam tafsirnya juz IV halaman 846:
ذكر أثر غريب ونبأ عجيب، يتعلق بليلة القدر، رواه الإمام أبو محمد بن أبي حاتم، عند تفسير هذه السورة الكريمة فقال:
حدثنا أبي، حدثنا عبد الله بن أبي زياد القَطواني، حدثنا سيار بن حاتم،
حدثنا موسى بن سعيد - يعني الراسبي- عن هلال أبي جبلة، عن أبي عبد السلام، عن أبيه، عن كعب أنه قال:إن سدرة المنتهى على حد السماء السابعة، مما يلي الجنة، فهي على حَدّ هواء الدنيا وهواء الآخرة، عُلوها في الجنة، وعروقها وأغصانها من تحت الكرسي، فيها ملائكة لا يعلم عدّتهم إلا الله، عز وجل، يعبدون الله، عز وجل، على أغصانها في كل موضع شعرة منها ملك. ومقام جبريل، عليه السلام، في وسطها، فينادي الله جبريل أن ينـزل في كل ليلة قَدْر مع الملائكة الذين يسكنون سدرة المنتهى، وليس فيهم ملك إلا قد أعطى الرأفة والرحمة للمؤمنين، فينـزلون على جبريل في ليلة القدر، حين تغرب الشمس، فلا تبقى بقعة في ليلة القدر إلا وعليها ملك، إما ساجد وإما قائم، يدعو للمؤمنين والمؤمنات، إلا أن تكون كنيسة أو بيعة، أو بيت نار أو وثن، أو بعض أماكنكم التي تطرحون فيها الخبَث، أو بيت فيه سكران، أو بيت فيه مُسكر، أو بيت فيه وثن منصوب، أو بيت فيه جرس مُعَلّق، أو مبولة، أو مكان فيه كساحة البيت، فلا يزالون ليلتهم تلك يدعون للمؤمنين والمؤمنات، وجبريل لا يدع أحدًا من المؤمنين إلا صافحه، وعلامة ذلك مَن اقشعر جلدهُ ورقّ قلبه ودَمعَت عيناه، فإن ذلك من مصافحة جبريل.
Menuturkan atsar yang gharib yang berkaitan dengan lailatul Qadar yang diriwayatkan oleh Imam Abu Muhammad ibn Abi Hatim ketika memberi tafsir surat ini ("INNAA ANZALNAAHU")
........... dari KA'AB, bahwasanya di malam Lailatul Qadar, Malaikat Jibril tidak menyisakan satupun dari orang-orang mukmin kecuali dia menjabat tangannya. Adapun tanda-tandanya ialah gemetar kulitnya (mrinding.Jw), lembut hatinya dan air matanya mengalir. Itu adalah karena jabat tangan malaikat Jibril
Sumber:
http://www.e-quran.com/katheer-s97.htm
Imam Ibn Khuzaimah meriwayatkan sebuah hadits dalam kitab shahihnya juz VIII halaman 106,
Sanad dan matannya sebagai berikut:
حدثنا بندار ، حدثني أبو عامر ، حدثنا زمعة ، عن سلمة هو ابن وهرام ، عن عكرمة ، عن ابن عباس ، عن النبي صلى الله عل
يه وسلم في ليلة القدر : « ليلة طلقة ، لا حارة ولا باردة ، تصبح الشمس يومها حمراء ضعيفة
"...dari Ibn Abbas,dari Nabi Shollallaahu 'alaihi wasallam, tentang Lailatul Qadar :"Malam yang penuh kelembutan, cerah, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar lemah dan nampak kemerah-merahan"
Sumber:
http://islamport.com/d/1/mtn/1/72/2670.html
. Ath Thabarani meriwayatkan dalam Musnad Syamiyyin juz IV halaman 309 nomor urut 3389, cetakan ke I tahun 1984-1405, Muassasah al Risalah Beirut meriwayatkan:
Sanad dan matannya sebagai berikut:
حدثنا الوليد بن حماد الرملي ثنا سليمان بن
عبد الرحمن ثنا بشر بن عون ثنا بكار بن تميم عن مكحول عن واثلة بن الأسقع عن رسول اللهA قال ( ليلة القدر ( ليلة ) بلجة لا حارة ولا باردة ولا سحاب فيها ولا مطر ولا ريح ولا يرمى فيها بنجم ومن علامة يومها تطلع الشمس لا شعاع لها )
"...Dari Watsilah ibn al Asqa' dari Rasulillah Shollallaahu 'alaihi wasallam:
(Lailatul Qadar itu adalah) "Malam yang terang bercahaya, tidak panas, tidak dingin, tiada awan, tiada hujan, tiada angin, dan dimalam itu tiada dilempar dengan bintang. Tanda dipagi harinya adalah matahari terbit tanpa ada cahaya yang bersinar".
Para pencari Lailatul Qodar
PARA PENCARI LAILATUL QODAR
Apakah Lailatul Qadar?, pertanyaan ini dijawab oleh Rabbunar Rahmaan Alloh Swt,- dalam firman-Nya yang Agung.
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Al-Qur'an pada " Lailat al qodr". Tahukah kalian apakah " Lailat al qodr" ?. Itulah malam yang lebih utama dari pada seribu bulan" [QS. Al Qodar : 1-3]
Jika terhitung secara matematik, seribu malam sama dengan delapan puluh tiga tahun, dengan demikian beribadah pada malam Lailatul Qadar, ke-utamaan-nya melebihi ibadah selama delapan puluh tiga tahun, subhaanalLah!!! demikian hebat-nya malam tersebut.
Sahabat Anas bin Malik radlialLahu ‘anh, menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan keutamaan pada malam terindah tersebut adalah bahwa amalan ibadah seperti shalat, tilawah Al-Qur'an, dzikir serta amal sosial seperti memberi pertoongan kepada sesama muslim, sedekah, zakat, atau sekedar hanya mendoakan kebaikan yang dilakukan pada malam tersebut lebih baik dibandingkan amal ibadah serupa selama seribu bulan (tentu di luar malam lailat al qodr sendiri)
Tanda-tanda Lailatul Qadar
*Sinar matahari dipagi harinya terlihat terang.
Imam Muslim (Abul Husain Muslim bin al-Hajjaj bin Muslim bin Kausyaz Al-Qusyairy An-Naisabury, W: 202H) dalam kitab shahih-nya meriwayatkan hadits Ibnu Mas’ud radlialLahu ‘anhuma
من قام السنة أصاب ليلة القدر فقال أبي والله الذي لا إله إلا هو إنها لفي رمضان (يحلف ما يستثني) ووالله إني لأعلم أي ليلة هي هي الليلة التي أمرنا بها رسول الله صلي الله عليه وآله وسلم بقيامها هي ليلة صبيحة سبع وعشرين وأمارتها أن تطلع الشمس في صبيحة يومها بيضاء لا شعاع لها .
“Demi Dzat yang tiada tuhan kecuali Dia, sungguh malam (Lailatul Qadar) itu ada dalam bulan Ramadhan. Demi Allah, aku sungguh tahu kapan malam itu, yaitu malam yang kita diperintah oleh Rasulullah SAW untuk beribadah didalamnya, yaitu malam 27 yang bersinar. Adapun tanda-tandanya adalah matahari terbit pagi harinya dengan cahaya putih namun tidak ada sorotnya”
*Pada malam hari-nya suhu udara tdk terlalu panas dan tdk terlalu dingin, sedengan. Kemudian pada hari-nya sinar matahari bersinar lemah dan kemerah-merahan.
Ibnu Khuzaimah (Imamul aimmah Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah bin Al-Mughiirah bin Shaalih bin Bakr As-Sulamiy An-Naisaabuuriy, W: 313H) dalam kitab shahih-nya meriwayatkan sebuah hadits riwayat Ibnu Abbas radlialLahu ‘anhumaa, dari Nabi Shollallaahu 'alaihi wasallam, tentang Lailatul Qadar :
ليلة طلقة ، لا حارة ولا باردة ، تصبح الشمس يومها حمراء ضعيفة
"Malam yang penuh kelembutan, cerah, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar lemah dan nampak kemerah-merahan"
Dalam kitab Musnad-nya At-Thabrany (Abul Qosim Sulaiman bin Ahmad bin Ayyub bin Muthoir Al Lakhmi Asy-Syami At-Thabrany, W: 360H) meriwayatkan dari Watsilah ibn Al-Asqa' dari Rasulillah Shollallaahu 'alaihi wasallam:
ليلة القدر ( ليلة ) بلجة لا حارة ولا باردة ولا سحاب فيها ولا مطر ولا ريح ولا يرمى فيها بنجم ومن علامة يومها تطلع الشمس لا شعاع له
“(Lailatul Qadar itu adalah) Malam yang terang bercahaya, tidak panas, tidak dingin, tiada awan, tiada hujan, tiada angin, dan dimalam itu tiada dilempar dengan bintang. Tanda dipagi harinya adalah matahari terbit tanpa ada cahaya yang bersinar"
Demikian ini sebagian riwayat hadits tentang tanda-tanda malam yang lebih baik dari pada seribu bulan, delapan pulut tiga tahun, yaitu malam Lailatul Qadar.
PREDIKSI, PERKIRAAN LAILATUL QODAR
Para Ulama salafush shalihin radlialLahu ‘anhum dalam memperkirakan malam Lailatul Qodar berbeda pendapat, ikhtilaf. Akan tetapi Ijmaa'ul muslimiin bahwa Lailatul Qodar jatuh pd malam ganjil setelah paruh akhir bulan Ramadlan. Sebelum kami menyebutkan beberapa pendapat-pendapat Ulama tentang malam Lailatul Qadar, yang sudah tidak dipungkiri kedahsyatan-nya tersebut perlu diperhatikan, bahwa yang terbaik guna mendapatkan malam Lailatul Qadar dianjurkan mulai awal bulan ramadlan untuk menambah amalan-amalan ketaatan seperti memperbanyak I'tikaf, Shalat malam, Tadarus Al-Qur’an, sedekah dibulan ramadlan dan seterus-nya..
Menurut pendapat Al-Ghazaly (Seorang Ulama yang tidak diragukan lagi ke-aliman-nya, Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Ath-Thusi, Abu Hamid Al-Ghazaly, W: 505H) radlialLahu ‘anh, sebagaimana dikutip oleh Abu Bakar Asy-Syathiby rahimahulLah dalam kitab-nya I’natuth Thalibin sbb:
قال الغزالي وَغيره؛ إنها تعلم فيْه باليوم الأول من الشهر، فإن كان أوله يوم الأحد أو يوم الأربعاء: فهي ليلة تسع وعشرين، أو يوم الاثنين؛ فهي ليلة إحدى وعشرين، أو يوم الثلاثاء أو الجمعة؛ فهي ليلة سبع وعشرين، أو الخميس؛ فهي ليلة خمس وعشرين، أو يوم السبت؛ فهي ليلة ثلاث وعشرين.
Jika awal ramadhan hari ahad atau rabu, maka lailatul qodar malam 29
Jika awal ramadhan hari senin, maka lailatul qodar malam 21
Jika awal ramadhan hari selasa, atau jumat maka lailatul qodar malam 27
Jika awal ramadhan hari kamis, maka lailatul qodar malam 25
Jika awal ramadhan hari sabtu, maka lailatul qodar malam 23
Kemudian, menurut Asy-Syadzily (cucu rasulullah Abu Hasan al-Syadzili al-Hasani bin Abdullah Abdul Jabbar bin Tamim bin Hurmuz bin Hatim bin Qushay bin Yusuf bin Yusya’ bin Ward bin Baththal bin Ahmad bin Muhammad bin Isa bin Muhammad bin Hasan bin Ali karramalLahu wajhah, Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti Rosulullah Saw,- W: 656H), yang dinukil dalam kitab As-Shawi, juz: IV/367
فعن أبي الحسن الشاذلي، إن كان أوله الأحد فليلة تسع وعشرين ، أو الإثنين فإحدي وعشري، أو الثلاثاء فسبع وعشرين، أو الأربعاء فتسعة عشر، أو الخميس فخمس وعشرين، أو الجمعة فسبعة عشر، أوالسبت فثلاث وعشرين
Jika awal ramadhan hari ahad, maka lailatul qodar malam 29
Jika awal ramadhan hari senin, maka lailatul qodar malam 21
Jika awal ramadhan hari selasa, maka lailatul qodar malam 27
Jika awal ramadhan hari rabu, maka lailatul qodar malam 19
Jika awal ramadhan hari kamis, maka lailatul qodar malam 25
Jika awal raamadhan hari jumat, maka lailatul qadar malam 17
Jika awal raamadhan hari sabtu, maka lailatul qadar malam 23
Kemudian, dalam kitab Hasyiah Al-Bajury Ibnu Qasim menjelaskan perkiraan jatuh-nya malam Lailatul Qadar dengan 7 bait sair sbb:
وإنا جميعا إن نصم يوم جمعة ففي تاسع العشرين خذ ليلة القدر .
وإن كان يوم السبت أول صومنا فحادي وعشرين اعتمده بلا عذر
وإن هل يوم الصوم في أحد ففي سابع العشرين ما رمت فاستقر
وإن هل بالأثنين فاعلم بأنه يوافيك نيل الوصل في تاسع العشري
ويوم الثلاثا إن بدا الشهر فاعتمد علي خامس العشرين تحظي بها فادر .
وفي الإربعا إن هل يا من يرومها فدونك فاطلب وصلها سابع العشري .
ويوم الخميس إن بدا الشهر فاجتهد توافيك بعد العشرفي ليلة الوتر .
Jika awal ramadhan hari jumat, maka lailatul qodar malam 29
Jika awal ramadhan hari sabtu, maka lailatul qodar malam 21
Jika awal ramadhan hari ahad, maka lailatul qodar malam 27
Jika awal ramadhan hari senin, maka lailatul qodar malam 29
Jika awal ramadhan hari selasa, maka lailatul qodar malam 25
Jika awal raamadhan hari rabu, maka lailatul qadar malam 27
Jika awal raamadhan hari kamis, maka malam ganjil setelah malam 20
Dari tiga riwayat tersebut, seperti yang kita ketahui bahwa berdasarkan sidang istbat pemerintahan RI untuk tahun ini, awal bulan Ramadlan jatuh pada hari Ahad, 29/06/2014. In syaa alloh jika merujuk pada pendapat Al-Ghazaly rahimahulLah dari kitab I'anatuth Thalibin dan ket dalam kitab Al-Bajury, maka malam Lailatul Qodar jatuh pada tgl atau malam ke-29 Ramadlan.
Jika itba' dengan pendapat Imamuna Asy-Syadzily rahimahulLah yng disampaikan dalam kitab Tafsir Ash-Shawi, maka malam Lailatul Qodar jatuh pada tgl, atau malam ke-27 ramadlan.
Demikian para Ulama dengan ilmu firasah-nya memprediksi jatuh-nya malam Lailatul Qadar. Tapi alangkah baik-nya jika satu bulan penih dalam kesemangatan dalam beribadah dibulan ramadlan.
Wal 'afwu tsummastaqim.. jika benar semua yng saya kutipkan, maka kebenaran adalah penisbatan kepada Alloh Rabbunar rahmaan, jika ada kesalahan semoga ada celah mendapatkan ampunan.
*Selamat beribadah dalam keberkahan Ramadlan*
Hutungan LAILATUL QODAR
Hasil Quick Count LAILATUL QODAR dari beberapa Kitab Salaf dilihat dari HARI AWAL PUASANYA apabila mulai HARI MINGGU sebagian besar merujuk pada malam ke-27 dan malam ke-29 Ramadhan.
Al Imam Abu Hamid Al Ghazali menjelaskan :
قال الغزالي وغيره إنها تعلم فيه باليوم الأول من الشهر
فإن كان أوله يوم الأحد أو يوم الأربعاء فهي ليلة تسع وعشرين
أو يوم الاثنين فهي ليلة إحدى وعشرين
أو يوم الثلاثاء أو الجمعة فهي ليلة سبع وعشرين
أو الخميس فهي ليلة خمس وعشرين
أو يوم السبت فهي ليلة ثلاث وعشرين
"Sesungguhnya kita bisa mengetahui Malam Lailatul Qodar dengan melihat hari pertama dimulainya puasa.
Apabila mulai hari Minggu atau Rabu, maka jatuh malam ke-29
Apabila mulai hari Senin, maka jatuh malam ke-21
Apabila mulai hari Selasa dan Jum'at, maka jatuh malam ke-27
Apabila mulai hari Kamis, maka jatuh malam ke-25
Apabila mulai hari Sabtu, maka jatuh malam ke-23"
(I'anatut Thalibin)
Sementara Sayyid Abu Bakar bin Muhammad Syatha Ad Dimyathi menjelaskan :
قوله وقد رأيت قاعدة أخرى وقد نظمها بعضهم بقوله وإنا جميعا إن نصم يوم جمعة ففي تاسع العشرين خذ ليلة القدر وإن كان يوم السبت أول صومنا فحادي وعشرين اعتمده بلا عذر وإن هل يوم الصوم في أحد فذا بسابعة العشرين ما رمت فاستقر وإن هل بالاثنين فاعلم بأنه يوافيك نيل الوصل في تاسع العشري ويوم الثلاثا إن بدا الشهر فاعتمد على خامس العشرين تحظى بها فادر وفي الأربعا إن هل يا من يرومها فدونك فاطلب وصلها سابع العشري ويوم الخميس إن بد الشهر فاجتهد توافيك بعد العشر في ليلة الوتر وفي التحفة ما نصه وحكمة إبهامها في العشر إحياء جميع لياليه وهي من خصائصنا وباقية إلى يوم القيامة والتي يفرق فيها كل أمر حكيم
"Apabila mulai hari Jum'at, maka jatuh malam ke-29
Apabila mulai hari Sabtu, maka jatuh malam ke-21
Apabila mulai hari Minggu dan Rabu, maka jatuh malam ke-27
Apabila mulai hari Selasa, maka jatuh malam ke-25
Apabila mulai hari Kamis, maka jatuh malam ke-23"
(Fathul Mu'in Syarah Qurratul 'Ain)
Hitung-hitungan Lailatul Qodar dari Al Habib Salim bin Abdullah As Syatiri Lailatul Qodar seringnya jatuh di Malam ke-27 Ramadhan dengan penjelasan :
"Dalam Surat Al Qodar kata LAILATUL QODAR disebut DUA kali, dan huruf penyusun kata LAILATUL QODAR ada TUJUH, yaitu LAM, YA, TA, ALIF, QOF, DAL, RO, sehingga kemungkinan Lailatul Qodar jatuh malam ke-27"
Maka berdasarkan Hasil Quick Count beberapa Ulama Salaf, MALAM GANJIL di 10 malam terakhir di bulan Ramadhan TINGGAL DUA MALAM LAGI yaitu malam ke-27 dan malam ke-29.
Semoga kita semua bisa MENDAPAT REAL COUNT LAILATUL QODAR yang sesungguhnya dengan melihat ciri-ciri berdasarkan hadits dari shohabat ‘Ubadah bin Shomit :
"Sesungguhnya Rosululloh bersabda (yang artinya) “Sesungguhnya tanda-tanda Lailatul-Qodar adalah malam yang cerah dan terang seakan-akan nampak didalamnya bulan bersinar terang, tetap dan tenang, tidak dingin dan tidak panas. Haram bagi bintang-bintang melempar pada malam itu sampai waktu subuh. Sesungguhnya termasuk dari tandanya adalah matahari terbit pada pagi harinya dalam keadaan tegak lurus, tidak tersebar sinarnya seperti bulan pada malam purnama, haram bagi syaithon keluar bersamanya (terbitnya matahari) pada hari itu”.
(HR. Ahmad 5/324, Al-Haitsamy 3/175 dia berkata : perawinya tsiqoh)
Kebetulan malam ke-27 itu MALAM JUM'AT, mudah-mudahan mendapat kemuliaan LAILATUL QODAR dan kemuliaan MALAM JUM'AT
SELAMAT BERBURU LAILATUL QODAR . . .
Malam Lailatul Qodar dan rumus hitunganya
KEMULIAAN LAILATUL QODAR & SEKELUMIT RUMUS CARA MENGHITUNGNYA
Bismillahirrohmanirrohim.
Bulan Ramadhan merupakan bulan yang agung, satu bulan yang penuh hikmah dan keberkahan di mana Allah SWT meluaskan Rahmat-Nya agar menaungi seluruh hamba-hamba-Nya yang tekun beribadah dan taat kepada-Nya dengan memberi ganjaran pahala yang berlipat-lipat ganda. Pada bulan Ramadhan terdapat satu malam yang lebih mulia daripada malam seribu bulan, yaitu Lailatul Qodar. Di malam itulah di turunkannya al-Qur’an yang di jadikan panduan bagi seluruh umat islam.
Keagungan bulan Ramadhan sudah banyak di jelaskan oleh al-Qur’an dan al-Hadits, salah satunya di hadits yang di riwayatkan oleh Imam Nasa’i dan Imam Baihaqi. Rasulullah Saw bersabda :
قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانَ شَهْرٌ مَبَارَكٌ اِفْتَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ تُفْتَحُ فِيْهَ أَبْوَابُ الجَنَّةِ وَ تُغْلَقُ فِيْهِ أَبْوَابُ الجَحِيْمِ وَ تُغَلُّ فِيْهِ الشَّيَاطِيْنُ فِيْهِ لَيْلَةٌ خَيْرُ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ
“Telah datang kpd kalian bulan Ramadhan, bulan yg penuh berkah dimana Allah SWT telah mewajibkan kalian berpuasa di dalamnya. Di bulan itu pintu-pintu surga di buka, pintu-pintu neraka di tutup dan para syetan di belenggu. Dan di bulan itu terdapat pula suatu malam yang lebih baik daripada malam seribu bulan” (HR. An-Nasa’i & Al-Baihaqi). Lalu kapan kepastian Lailatul Qodar itu terjadi ? Hanya Allah yang Maha Mengetahui. Akan tetapi Rasulullah Saw pernah mengisyaratkan dalam sabdanya bahwa terjadinya Lailatul Qodar itu ada di malam ganjil sepuluh terakhir bulan Ramadhan. Rasulullah Saw bersabda :
تَحَرَّوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِى الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ
“Carilah Lailatul Qodar di malam ganjil dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan” (HR. Bukhori No. 2017).
Sebagian para Ulama’ mengatakan bahwa daripada hikmah Allah kenapa menyembunyikan kapan kepastian terjadinya Lailatul Qodar adalah agar manusia bersemangat untuk mencarinya, hal ini tentunya akan berbeda jika Lailatul Qodar sudah di tentukan kepastiannya, justru nanti malah manusia akan bermalas-malasan dalam beribadah. Adapun tanda-tanda kejadian Lailatul Qodar banyak kita temui di kitab Hadits, salah satu di antaranya : Pertama, udara dan angin sekitar terasa tenang, sebagaimana Riwayat dari Ibnu Abbas, Rasulullah Saw bersabda :
لَيْلَةُ القَدَرِ لَيْلَةٌ سَمْحَةٌ طَلَقَةٌ لَا حَارَةً وَلَا بَارِدَةً تُصْبِحُ الشَمْسُ صَبِيْحَتُهَا ضَعِيْفَةٌ حَمْرَاء
“Lailatul Qadar adalah malam yang penuh kelembutan, cerah, tidak begitu panas, juga tidak begitu dingin, pada pagi hari matahari bersinar lemah dan nampak kemerah-merahan”
(HR. Ath-Thoyalisi. Haytsami mengatakan beliau adalah rowi tsiqoh/terpercaya).
Terkait dengan bahasan di atas, Lailatul Qodar dapat di ketahui dengan rumusan, yaitu dengan cara mengetahui hari permulaan bulan puasa, seperti Qoidah di Kitab I’anah Ath-Tholibin Juz 2 bab “Shoum” hal 291 yg mengutip Qoul Sahab al-Qolyubi di Kitab Hasyiah Mahalli Syarah Al-Minhaj :
يا سائلي عن ليلة القدر التي * * في عشر رمضان الأخير حلت فإنها في مفردات العشر * * تعرف من يوم ابتداء الشهر فبالأحد والأربعاء: التاسعة، * * وجمعة مع الثلاثا: السابعه وإن بدا الخميس: فالخامسة، * * وإن بدا بالسبت: فالثالثة وإن بدا الاثنين فهي الحادي * *
Terjemahan bebas : “Wahai orang yang bertanya kepada ku tentang Lailatul Qodar yg ** terdapat di sepuluh terakhir bulan Ramadhan, maka itu sesungguhnya dpt di pecahkan dengan sepuluh rumus ** apabila permulaan puasa pada hari ahad dan rabu maka Lailatul Qodar jatuh di malam 9 terakhir bulan ramadhan ** dan kalau puasa di mulai hari jum’at dan selasa maka jatuh di malam 7 terakhir dan apabila permulaan puasa hari kamis maka jatuh di malam 5 terakhir ** apabila permulaan puasa hari sabtu maka jatuh di malam 3 terakhir dan kalau permulaan puasa hari senin maka jatuh di malam 1 terakhir bulan Ramadhan” Ada riwayat lain dari Kitab Tanwirul Ma’ali Manaqibi As-Syaikh Abul Hasan As-Syadzily :
ومنها عدم فوت رؤية ليلة القدر من البلوغ الى وفاته حتى قال ان كان اول الصوم الأحد فليلة القدر تسع وعشرون, او الأنثين فأحد وعشرون, او الاربعاء فتسعة عشر, او الخميس فخمش وعشرون, او الجمعة فسبعة عشر, او السبت فثلاث وعشرون
Terjemahan bebas : “Adapun dari Karomah Syaikh Abul Hasan dari akil baligh sampai wafatnya beliau tidak pernah melewatkan dari melihat Lailatul Qodar sehingga beliau berkata apabila awal puasa hari ahad maka Lailatul Qodar jatuh pada malam 29, kalau hari senin maka jatuh di malam 21, kalau hari rabu maka jatuh di malam 19, kalau hari kamis maka jatuh di malam 25, kalau hari jum’at maka jatuh di malam 17, kalau hari sabtu maka jatuh di malam 23” Ya Allah, mudahkanlah kami meraih keistimewaan Lailatul Qodar dengan mengisi hari-hari terakhir kami di bulan Ramadhan dengan amalan sholih, Aamin yaa Robbal ‘Aalamiin. Demikian sekelumit kutipan ini dibuat, semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar